Aku Ari Indi yang bisa dipanggil Ari atau Indi. Sore itu aku sedang berjalan-jalan bersama adik sepupuku hari ini. Kupikir hari ini hari yang cukup cerah. Umurnya mungkin baru 4 tahun lebih sedikit. Tapi tingkahnya terkadang seperti orang dewasa saja.
“Kak indi!”,terdengar suara kecil adikku memanggilku.
“Ya? Ada apa sayangku?”, tanyaku sambil berjongkok mensejajarkan diri dengan adikku yang lucu ini.
“Itu tempat apa kak?”, tanyanya dengan nada lucu sambil menunjuk ke sebuah bangunan. Matakupun mengikuti arah yang ditunjuknya.
Ternyata Upi’, nama adik sepupuku ini, menunjuk ke sebuah sekolah kanak-kanak yang memang cukup jauh dari tempat tinggalku. Sehingga aku jarang main ke tempat ini.
“Itu sekolah TK, pi’. Tahun depan Upi’ sekolah disini mau?”, tanyaku pada gadis kecil berambut keriting ini.
Tapi tunggu dulu. Hari minggu seperti ini kenapa anak-anak TK masuk ya?
“Kak, masuk kesana yuuukkk!”, adikku mulai merengek . Jika sedang merengek seperti ini tak ada yang bisa menolaknya.
Tapi lumayan. Kebetulan aku ingin tahu sedang ada acara apa disana. Jadi adikku ini bisa dijadikan alasan jika ditanya salah satu orang yang ada disana. Aku mengambil tempat duduk di beranda rumah yang ada di sekitar Taman Kanak-kanak itu. Bukan hanya aku yang duduk disini. Ada juga seorang lelaki yang cukup tampan mengajak seorang anak laki-laki seumuran Upi’.
Ternyata sedang ada semacam pentas yang menampilkan kemampuan anak TK disini. Lucu sekali. Aku jadi teringat saat itu,dan memoryku kembali 11 tahun lalu. Masa kecilku, lebih tepatnya masa Taman Kanak-kanakku yang kuhabiskan bersamanya. Dulu aku tidak tinggal disini. Dulu aku tinggal di Semarang. Dan ketika aku Sekolah Dasar kelas 2 ayahku dipindah tugaskan ke Magelang.
Tapi kenangan masa-masa ketika aku di Semarang tetaplah melekat dalam hatiku. Apalagi masa-masa TK saat itu. Bersama cinta masa kecilku. Entah bisa dibilang cinta masa kecil atau apalah. Yang penting bukan cinta monyet. Karena aku dan dia bukan monyet. hhehhee... J
Eh? Kulihat ada 2 orang anak sedang menyanyi di depan. Yang satu laki-laki,satunya perempuan. Lucu sekali melihat mereka berdua. Mengingatkanku ketika aku masih seumuran mereka dulu. Bersamanya. Benar-benar masa kecil yang indah untuk diingat dan tak akan pernah kulupakan.
Namanya Adi Yudha. Aku mengenalnya karena kami satu sekolah saat masih Taman Kanak-kanak dulu. Sejak perkenalan itu entah mengapa kami merasa cocok. Aku dan Yudha anak dari keluarga tentara. Dan kami tinggal di sebuah kompleks asrama Srondol. Entah kebetulan atau apa rumah kami berdekatan,barhadapan bahkan.
Banyak hal kami lalui bersama. Dari memanjat pohon, bahkan ketika jatuh dari pohon Yudha yang menolongku. Main PS bareng. Makan bareng,terutama makan kerang .Banyak hal kami lakukan bersama. Pernah Juga sepeda kesayanganku dibocorin banyak sama temenku. Dan Yudha juga yang membantuku. Aku menumpuk banyak alasan agar dia mau mengantarku berangkat maupun pulang sekolah.
“kaakkkkkkk!”, aku mendengar seorang anak kecil berteriak padaku. Mengagetkanku saja.
“Ada apa sih?”, tanyaku menekan kemarahanku.Upi’ membangunkanku dari kenangan indahku. Tambah lagi laki-laki seumuran denganku yang sejak tadi duduk disebelahku malah menertawaiku. Sementara yang ditanya hanya diam saja dan duduk disampingku.
“Ada yang lucu mas?”, tanyaku ketus. Tak peduli kalau Upi’ ada disebelahku.
“Hmhmhmhm…. Tidak!”, jawab cowok itu sambil menahan tawanya.
“Hhhh!”,aku mengalihkan pandanganku ke panggung tanpa menghilangkan raut wajah sebalku.
“Aku ulin! Kau?”, kudengar cowok itu mulai berbicara. Sepertinya tawanya sudah reda.Kemudian kuangkat kepalaku menatapnya.
Dia sedang berdiri. Menyunggingkan sedikit senyum. Mungkin itu senyum andalannya. Dan mengulurkan tangannya padaku. Apa aku harus menolak uluran tangannya atau tidak. Jika ku tolak pasti dia sakit hati.
“Aku Ari Indi”, kupilih untuk mengulurkan tanganku menyambut jabatan tangannya. Kubuang semua egoku. Dalam pikirku aku tak boleh menyakiti hati orang lain meskipun itu berarti aku yang harus tersakiti.
Aku tercengang. Yang kulihat malah Upi’ sedang senyum-senyum gak jelas sambl memandangi wajah Ulin. Oh Tuhan! Anak kecil jaman sekarang terlalu mudah dewasa. Aku merasakan handphone di saku celana jeansku bergetar. Setelah kulihat ternyata ada satu pesan diterima.
1 pesan diterima
Dari : Wenny Nda Q [085643445566]
Heiiii nda??km dmn cih?
Replay....
Ke: Wenny Nda Q [085643445566]
Di TK kartika IV srondol sktr rmh, lg jln2 ama adek, ksni aj… ^^
Kelihatannya sudah tidak ada balasan lagi. Akupun memasukkan kembali Handphoneku dan menengok Ulin juga adikku.
“Siapa? Cowokmu ya?”, tanya Ulin padaku. Yang sontak membuatku gelagapan.
Bagaimana tidak. Aku dan Wenny memang dekat. Kita kemana mana berdua.Tapi tidak ada hubungan apapun diantara kami selain teman. Jujur saja aku memang menyukainya. Sangat. Entah sejak kapan aku memiliki perasaan pada cowok itu.
“Hey!”, ulin megibas-ngibaskan tangannya didepan wajahku. “Napa malah nglamun non?”, tanyanya lagi.
“Eh? Bukan! Cuma temen kok!”, kataku . Tak mau menumbuhkan lebih banyak pertanyaan di otaknya.
Akupun berpamitan pada Ulin dan berjalan menuju pinggir jalan.
“Tin!Tin!Tin!!!!!!” Sebuah suara klakson motor mengagetkanku. Ternyata itu Wenny yang menjemputku. Tapi moodku sudah berubah buruk saat ini. Setelah sampai dirumahpun aku tetap diam. Sementara aku hanya berdiam di kamar. Untuk beberapa saat aku hanya membuka album masa TKku.
“Indii, nak Wenny mau pamit!”, kata ibuku. Aku segera beranjak dar kamarku. Ketika ku tengok kebelakang, ayah ibuku sudah masuk dalam rumah.
“Kamu kenapa Nda,kok kayaknya lagi ada masalah?”, tanya Wenny tiba-tiba.
“Lagi gak enak badan aja kok nda,gak apa-apa”,.muka pucat yang sebenernyaa bohong.
“Jika ada apa-apa ceritalah padaku. Aku siap mendengarnya.ok Nda”, katanya sambil merangkulku. Wenny memang bersikap seolah mengerti apa yang kualami. Aku tahu dia hanya mencoba mengerti. Sebelum dia pergi tak lupa dia selalu menjabat tanganku,dan cium kening, seperti pacaran saja. hehhehehee J
“Makasihh”, lirihku. Ya… aku mengucapkan itu begitu lirih. Aku tak mau menyakitinya. Dia, orang yang kusayangi. Untuk saat ini.Dia yang mengisi hatiku, dia orang yang sempurna buatku.
Kulihat dia mengangguk. Setelah dia pergi dari pandanganku, aku kembali memasuki kamarku. Aku memikirkan semuanya. Aku tak mau menyakiti siapapun. Aku mengambil album TKku. Kubuka lembar demi lembar. Mengenang masa TK. Masa bersama Yudha.
Aku masih ingat ketika kami hujan-hujanan. Berlari menerjang hujan hanya dengan jas hujan kecil milik kami. Begitu menyenangkan. Aku juga ingat waktu itu aku jadi rajin juga karenanya. Ya… Karena seorang Yudha.
Pertemanan kami terbilang cukup awet. Meski terkadang ada sedikit pertengkaran kecil diantara kami. Tapi, akhirnya baikan juga. Hingga saat itu tiba. Ayahku dipindah tugaskan ke Magelang. Aku terkejut. Aku tak bisa berpisah dengan Yudha. Terlalu sulit untukku berpisah dengan Yudha. Tetapi Yudha kecil begitu tegar. Dia tetap menenangkanku. Bahkan sebelum kepindahanku, dia memberikan hadiah 1 kardus untukku yang berisi benda-banda lucu. Dia juga mengantarku. Menyedihkan memang berpisah dengannya. Tapi aku senang masih bisa mengenangnya.
Aku berniat mencari jejak semua teman-teman TKku. Setiap pulang sekolah, sebelum kembali ke rutinitas belajarku aku sempatkan mengutak-atik hapeku. Tak lupa pula dengan laptopku. Aku ingin mencari teman-teman TKku. Paling tidak nomor handphonenya.
1 minggu…. 2 minggu… 1 bulan… 2 bulan sudah aku mencari nomor handphone teman-teman masa kanak-kanakku. Tapi tidak satupun diantar mereka yang tau nomor handphone Yudha. Kata salah satu temanku, tak lama setelah kepindahanku, ayah yudha juga dipindahtugaskan. Katanya Yudha pindah ke Gunung Pati.Pencarian 1 tahun berhasil. Tanpa membuang waktu akupun menelpon nomor yudha.
“Halo, Assalamu’alaikum”, suara khas seorang cowok menyambut teleponku. Meskipun aku tau itu bukan suara khas mlik Yudha kecil. Karena semakin dewasa suaranya juga berubah bukan.
“Ya, H-halo”, ucapku agak gugup. Entah kenapa jantung berdetak cepat saat ini. “Apa benar ini Yudha?”, tanyaku mencoba menghilangkan rasa gugupku.
“Iya, benar. Dengan siapa ya?”, mendengar itu hatiku seakan melayang. Ya tuhan, pencarianku tak sia-sia kini aku menemukannya.
Setelah aku menyebutkan namaku. Dari suaranya aku bisa mendengar kalau dia juga senang. Kamipun bercerita banyak di telepon. Tak kupedulikan pulsaku,kami telepon 3jam. Aku baru tahu, ternyata dia mencariku. Ya… yudha juga mencariku. Dia juga takut kalau-kalau kami bertemu ternyata aku sudah melupakannya. Mana mungkin aku melupakannya. Cinta masa laluku. Bahkan waktu ulang tahunku yang ke 17 tahun ini. Harapanku adalah bertemu dengannya.
Hari demi haripun berlalu. Setelah pencarianku itu, kini aku telah lebih dekat dengan Yudha. Aku tahu disampingku ada Wenny sekarang. Tapi aku tak pernah tau apa maksud kedekatan kami selama ini. Aku sekarang lebih sering mengobrol dengan Yudha, meski hanya melalui telepon saja.
Hari ini tanggal 25 Desember 2010. Di salah satu bumi perkemahan daerah Gunung Pati dekat SMP 24. Jantung terus berdetak lebih cepat setiap mengingat kedekatanku dengan Yudha.Aku kesana untuk ambil komik untuk Wenny yang cuma ada di Semarang.
Kami berjalan, naik dan naik. Mencari pemandangan indah untuk meluangkan waktu kami, dan mengobrol. Mengenang masa lalu kami.kami berada di bukit yang kata dia kalau di malam itu indah banget..
Hatiku semakin berpacu dengan waktu ketika kami saling mengungkapkan perasaan kami. Ya…
“Yud, aku lama cari kamu karena aku sayang banget sama kamu,,”dia tercengang dengan kata –kataku dan aku buru-buruminta maaf.
“Ari, kamu itu gak perlu minta maaf karena aku juga sayang sama kamu”,Oh,ternayata kita itu sama –sama menyukai. Aku tak tau pastinya sejak kapan.
Kita selanjutnya hanya tertawa, dan tak memikirkan kalimat yang aku ucapakan. Lalu kupetik bunga merah yang akan sebagai saksiku. Lalu kami naik kesebuah gasebo dan kita mengalihkan pandanganku ke pemandangan di depan kami.
Aku pulang dengan perasaan bahagia. Tak kusangka Yudha kecil kini sudah berubah semakin dewasa. Dia menjadi cowok yang alim, baik, dan tetap menjadi Yudha yang ku kenal dulu. Dengan humor-humor kecilnya yang selalu membuatku tertawa. Kata-katanya yang membuatku tenang,disaat aku butuh sesuatu pun Yudha yang menjadi tempat cerita dan memberikan solusi yang buat aku tenang.
Hariku terasa senag bersama Yudha dan Wenny.
Gimana kisah selanjutnya indi? dengan siapakah cintanya akan berlabuh?
Tunggu saja ya,,,
Sekilas cerita sebelumnya,aku lagi bahagia dengan hadirnya Wenny dan Yudha.
Namun, kebahagian itu gak selamanya. Keesokannya aku dibuat syok dengan status FB Wenny yang jadi “menikah dengan Annis”,lalu aku segera sms,,
Kepada :Wenny Nda Q [085643445566]
Tu maksudnya status menikah apa? kok sama dia?
Gak berapa lama dia balas,,
“thrretttt,,threttt,,thretttt,,,,,”
Dari : Wenny Nda Q [085643445566]
Lh0 nda kan emg udh tau q ma dia?..
Aku langsung tersentak akan kata-kata dia, walaupun aku memang tidak jelas hubungannya. Tapi dia udah perhatian, antar jemput atau menemani aku kemana saja. Aku tak bisa terima kenyataan. Aku cerita dengan Ibu semua. Dia tahu perasaan aku dan melarang aku dekat.
Belum aku sembuh sakit aku cerita sama Yudha dan bertanya kalimat suka yang pernah kita ungkapain bersama-sama. Tapi aku tambah sakit saat ku baca sms dari Yudha.
1 pesan
Dari :Yudha [085643095613]
Assalammualaikum ari, aku tahu perasaanmu saat ini tapi aku juga mau ngomong kalau aku sudah punya cewek. Maaf aku tak bisa bohongi perasaan ini, aku sayang kamu tapi gimana aku sudah punya ccewek.
Seketika aku menangis semakin menjadi-jadi.kenapa semua terjadi padaku.Aku dengan berat hati membalas sms darinya
Kepada :Yudha [085643095613]
Walaikumsalam Yud, iya Yud gak apa-apa. Aku juga tahu kalau kita hanya teman kecil ya. tapi kita tetap temen ya....
Ada balasan dari Yudha,tapi aku udah gak sanggup buat jawab sms.Aku juga dengan Wenny tidak smsan untuk 3 bulan.Hari-hariku hanya diam.Masih meratapi kisahku,tapi aku harus bangkit..
Setelah 3 bulan,,,,,
1 pesan
Dari:
Dari :Mz Wen [085643445566]
Indi, dlu nah beliin komik, boleh q ambil.^^
Kepada : Mz wen [085643445566]
Iya ambil, dirmh.
10 menit kemudian,,,,,
Mz Wenny udah didepan rumahku,aku buka dan aku suruh duduk.Hanya senyum kecut yang aku berikan.
“Duduk mz,” dengan nada berbeda dari 3 bulan lalu yang aku ramah sekali. Karena walupun sudah lama aku tetap merasa sakit itu masih membekas di hati ini dan tak akan hilang.
“Iya, makasih. Sendirian dirumah?” dia mungkin merasa tidak enak tapi gimana komik itu udah gak ada di toko manapun dan aku punya itu komik. Mau tidak mau dia tetap temui aku. Dia juga berbeda tak seperti dahulu.
Aku pun tak jawab pertanyaan dia, dan kebelakang untuk buatkan minum.
“Ini mz minumnya,, waduh, maemanny cuma ini,, maaf ya,,. Entar ya, tak ambilke,,, minum dulu deh..” ya, aku mulai agak gak ketus sih, gimanapun dia udah baik 3 bulan temani aku, layaknya pacar tapi kenyataan pahit aku terima di belakang.
“Ok.. maksh, malah repot-repot,, dikeluarke semua makannya,, hhee”, katanya sambil tertawa, seakan tak pernah terjadi apapun,,
Lalu kuberikan komik itu, dan itu benar, dia tanya “Ganti berapa?”
Aku sih dikit bohong ”Gak sah, gratis aja, itu juga dikasih sama temen kok,” Walupun hati ini sakit, aku belain ke semarang, ambil komik , bayar juga di yudha, dia terima beres dan hanya ucapan makasih. Tapi tak apalah, itung-itung dia bawakan makanan, temani aku kemna-mana aku bayar dengan komik itu.
“Bener nih, makasih ya..” Dia sambil tersenyum, senyum manis yang dulu buatku sekarang dia milik orang. Kita mengobrol sih, seperti biasa aja hanya gak panggil “nda”, itu buatku sedih tapi harus terima semuanya.
Saat aku ngobrol sama Wenny handphoneku bergetar,,
Dari :Pratama [087731088706]
Ao,, agy apa? jo lupa maem ntr maag.. hehe
Replay...
Kepada :Pratama [087731088706]
Ao juja,, ea,, mksh ez ingetin q sllu ya,, :D
Sedikit ku lirik Wenny sepertinya lihat aku yang lama membalas sms itu dan terlihat serius. Memang aku lama banget, itu aku sengaja.
“Cie, udah dapat cowok? kenalin dong sama aku, siapa cowok yang beruntung dapatin kamu??”, kata Weny yang sambil tertawa dan sambil menggoda aku.
Sambil tersenyum aja aku, “Gak kok, temen aja”. Sambil berpikir kata-kata Weny ‘cowok yang beruntung dapatin kamu’, apa ya maksud dia? Aku berpikir kata-kata dia sampai aku terkejut.
“Hellllooo,, kesambet lho say ama syaiton,, hehhe”,, gaya khas lucunya sambil ketawa.
Itu yang aku suka darinya, senyum ramah yang gak pernah habis buatku, jadi inget kalau ada tugas berat aku ngeluh, pasti dia dukung aku dengan telepon dan ngajak tertawa.
“Ahh.. gak nglamun kok,, uh,, dasar mz Wen, masak say jadi sayton,, hhuh”, menggrutu sebel tapi tetap senyum.
Sejahat dia nyakitin aku, aku tetap tak bisa benci sama dia. Walaupun disaat aku kemarin sakit ada Yudha, ada Lucky. Lucky lah yang selalu semangatin aku, tiap detik sms aku buat ingetin istirahat, makan. Tapi aku kemarin-kemarin belum sadar akan kebaikan dia yang teramat baik buat aku.
“Ndi, aku pulang ya,, maksih udah ngrepotin kamu, gratis juga ini komik, hhee”, sambil berdiri dan mengulurkan tangannya. Lalu aku juga mengulurkan tangan. Tiba-tiba, tanganku dicium dan dia berpamitan. Aku juga mencium tangannya.
“Iya mz, sama-sama deh..”, sambil melepaskan tangank ini.
“Da,, da,,, indi,,”, dia sambil naik motor dan melambaikan tangannya.
“Ok mz, ati-ati”, ucapku seperti biasa. Ku tunggu hingga ia hilang dari pandangan mata ku ini. Cepat sekali karena dia membawa motor selalu dengan kecepatan tinggi.
Tak berapa lama,handphone yang aku taruh dimeja bergetar.
“threeeettt,,threeeett,,thretttttt....”
2 pesan diterima
Dari : Mz wen [085643445566]
Ao,,q dah sampe rumah,maksh ^^
Replay:
Kepada : Mz wen [085643445566]
Wuz,,cepet,naek jet ^^ hhehhe
Dari :Yudha [085643095613]
Rik,aku udah didaerahmu.Rumahmu yang mana??
Aku tidak percaya kalau Yudha udah didaerah rumahku. Gak pikir lama aku telepon dia. Akhirnya dia kerumahku untuk tepati janjinya padaku. Aku merasa senang sekali walaupun aku tahu dia milik orang lain. Aku perisalakan masuk kerumah, dia cerita banyak sama aku. Dia ingat kalau dia pernah antar pindahan. Seneng banget. Karena udah sore dia pulang, lagipula perjalanan Gunung pati-Magelang cukup jauh.
“Makasih ya rik, udah jadikan aku tamu istimewa, kamu jadi repot”, nada halus yang diucapkan tapi buat aku ketawa.
“iya Yud, kan kamu juga lagi sekali kerumaku setelah 11 tahun tidak kerumahku,” nada halus juga, biar kelihatan sopan gitu.
“Assalammualikum ya rik,kapan-kapan kamu main lagi ketempatku ya.”, sambil mulai menyalakan motornya.
“Walaikumsalam Yud, iya kapan-kapan. Kamu juga sering main-main ke Magelang ya,, ati –ati ya Yud,,”, kulambaikan tanganku dan senyum ku tebar untuknya.
Kulihat sampai dia hilang dari pandanganku. Sesaaat aku melamun berpikir,kenapa aku jadi dekat lagi sama Wenny sama Yudha. Ah, tak apalah yang penting mereka bahagia,aku ingin menjauh tapi hati ini tak mugkin dibohongi untuk tetap dengannya.
Aku berpikir kenapa cinta masa kecilku juga lenyap, cinta yang ada dihadapanku pun juga hanya menyakiti hati ini. Tapi aku tak perlu cinta mereka, aku bahagia jika meereka bahagia diatas kesedihan aku ini.
“Tinnnnnnnnnn,,,,,”,bunyi klakson truk yang lewat membangunkanku dari lamunan ini.Dan aku masuk kerumah kembali.
Beberapa bulan kedepan.....
Aku tak pernah putus sms sama Yudha sebagai tali persaudaraan. Sering kasih kabar, tanya kabar keluarga. Aku juga jadi smsan Weny, tapi tak sedekat dahulu, karena aku tahu batasanya.
Aku baru tahu makna ‘cinta tak harus memiliki’. Aku alami sendiri kisah cinta ini, cintaku memang tak ditakdirkan untuk memiliki mereka, tapi hati ini telah bahagia saat aku dulu bersamanya. Harus terima semua dengan hati dan pikiran tenang. Akhirnya aku tak bersama Yudha atau Wenny...
Tapi aku punya prinsip “Aku tak apa jika sekarang aku bukan siapa-siapa untukmu,, Tapi aku berharap suatu saat nanti menjadi terakhir dihatimu”
^^THE END^^
ceritanya bagus banget :)
BalasHapus