ENTRI POPULER
-
Puting susu adalah bagian paling sensitif pada payudara perempuan yang tidak boleh disentuh oleh laki-laki manapun kecuali suami sen...
-
Anda telah menjalin hubungan dengan seorang pria yang spesial. Namun Anda masih ragu apakah dirinya ingin menjalani hubungan yang lebi...
-
POLISI Polisi : Gimana kejadiannya, kamu menabrak 50 orang dalam suatu kecelakaan mobil!? Jony : waktu ngendarain mobil, ke...
-
Tanda-Tanda Seorang Cowok Suka Sama Cewek (Naksir) Bagi taman teman cewek mungkin masih bingung membedakan cowok yang suka atau naksir ...
-
Dua manusia yang merasa saling berjodoh pasti memiliki ikatan emosional, spiritual dan fisik antara keduanya. Hanya dengan menatap ma...
-
Jancok, jancuk atau dancok adalah sebuah kata khas Surabaya yang telah banyak tersebar hingga meluas ke daerah kulonan (Jawa Timur seb...
-
Artikel ini memberikan informasi untuk dapat memasuki pikiran cewek itu dan lebih dekat dengannya. Ingat dasar keberanian adalah modal ya...
-
Pernikahan merupakan suatu jalan untuk memulai suatu babak babak baru dalam kehidupan seseorang. Bagi seorang wanita, menikah merupakan tem...
-
Tanaman binahong banyak dijumpai disekitar kita dan bisa dijadikan sebagai tanaman obat yang mempunyai khasiat untuk menyembuhkan berbagai...
-
Arti Mimpi Seks Makna Mimpi Seksual Anda - Mimpi tidak hanya sekedar buah tidur. Mimpi bisa menjadi petunjuk yang menandakan kondisi s...
Home
»
Cerpen
»
Sepotong Cinta Dalam Musik
Alunan-alunan nada terdengar semakin menghanyutkan hati ini. Melodi-melodi kerinduan hati yang gunda di hari-hari sepi ini semakin membuat lincah jemari ini, bagaikan seorang profesional. Entah apa yang membuat hidup ini kurang berarti. Ah itu gurauwan ku semata, sudah lama hati ini memendam sepi. Bukannya tak ada yang mau dengan ku tapi terlalu canggung aku memikirkan hal ini, sebenarnya ada seorang bidadari cantik yang terus ku bayangkan sampai saat ini. Rindu bercampur haus di kalah hati ini ingin bercumbu cinta dengan si dia, Ya! Ia adalah bidadari mimpi yang memang hanya sekedar iming-iming ku untuk mendapatkannya. Oh setiap ending nada yang di hasilkan organ ini membuat lepas emosi yang telah lama penuh, dan tertuang saat ini. Gelora badai samudra emosi terus bergulung ganas di setiap bulir not ini. Toh seraya akupun bernyanyi untuk sang bidadari hati:
“Wahai rindu ku, Oh wahai cinta terpendam ku.
Dengarlah kerinduan hati ini.
Nyanyian ini bukan sekedar nyanyian desiran bunyi bui-bui ombak semata.
Juga bukan sekedar luapan emosi, tak usah kau dengarkan dengan telinga, cukup dengan hati saja.
Jadi mau kah kamu menjadi sang pengobat perdu kehampaan hati ini.
Karena kaulah sang bidadariku, terimalah cinta ku ini.”
Deras terasa pekat di hati, nyanyian ini membuat harapan ini bertunas dalam setiap bait lagu yang ku nyanyikan. Sekumpulan kursi-kursi di sana hanya memandang bisu seakan ikut bernyanyi. Ku pejamkan mata lalu kembali kunyanyikan bait akhir lagu dengan lembut:
“Karna kaulah sang bidadari ku, terimalah cinta ku ini”
Saat ku buka mata kembali, Oh astaga! Sang gadis yang ku bayangkan ada di salah satu kursi penonton di sebelah sana. (Ku terhenti sejenak)
“Dinda sejak kapan kamu di sana?”
“Nyanyikan saja lagu merdu itu, hiraukan saja aku”
“Oh andai kau tau, lagu ini ku nyanyikan untuk mu”
Pikir ku terdiam sejenak menatapnya.
Ia tersenyum dan membalas manis tatapan ku.
Ku palingkan muka karena malu. Lalu sejenak jemari ku kembali berhentak kagum. Ia hanya duduk termanggu di sana, membuat ku tak tenang. Sejenak suara organ ini seakan berbicara pada ku: “katakan saja semua isi hati mu padanya!” tentu saja aku hanya menggeleng seirama mengikuti irama musik. Lalu kembali suara organ ini berkata lagi kepada ku, “bukankah ini adalah kesempatan bagus bagimu, ayo katakan saja” aku kembali menggelengkan kepala.
Nada dari organ ini kembali menasehatiku, tapi bukan dengan nada halus lagi ia berkata, “dasar pengecut! katakan saja padanya. karena ini juga adalah peringatan ku yang terkhir pada mu cepat ungkapkan!” Perlahan jemari ku berhenti, ku pandang si dia yang sedang duduk di sana. Ku dekati dengan wajah yang mulai memerah, sekuntum bunga di kantung ku raih, lalu kaki ku setengah berlutut di lantai.
Ia kelihatan sangat bingung, ku pandang wajahnya yang berbinar itu, ia hanya mengangkat setengah keningnya seakan menunggu sesuatu dari ku. Kunyanyikan kembali akhir bait lagu tadi, “karna kaulah sang bidadari ku, terimalah cinta ku ini” Lalu ku berikan ia setangkai bunga di tanganku. Seketika sentuhan halus tangannya menyentuh tangan ku dan mengambil bunga di tangan ku. Ia sedikit berpikir, mungkin belum mengerti apa yang baru terjadi. Kemudian sepatah lontaran kata keluar dari bibir indahnya itu.
“Aku mengerti apa yang berusaha kau tunjukan, aku juga merasakan hati mu, tapi aku tak bisa menerima cinta mu! karena ada yang lebih penting dari cinta, yaitu impian ku di masa muda ini”
“Bukan! Bukan itu yang iiinginn ku.. Ku.?”
kata-kata ku terhenti. aku berpaling dari hadapannya, raut wajah ku berubah murung, gugupun hilang seketika, yang tersisa hanyalah rasa kecewa dan malu yang tidak menentu. Ku bergegas beranjak, namun ku tak keluar gedung teater, melainkan kembali bermain organ. Hentakan hening jemari ku hanya membawa lagu kecewa, seakan membuka kembali kesendirian hati ini, dan siap kembali pada pelukan sang dewi kesepian yang terus menimang hingga, ku terhanyut dalam tangisan yang keluar dengan sendirinya di mata ini, sekedar menghiasi pipi.
Musik ini terasa lebih pekat emosi sakit hati dari pada rasa kesepian. Saat jemari ku berhenti! hanya terdengar tepukan tangan yang sangat banyak. Ah mungkin itu hanyalah suara tepukan tangan kursi-kursi penonton. Saat mata ku buka, pertama ku lihat adalah sang pujaan yang hati terdiam murung, dengan setitik embun di pipinya. Ah mengapa banyak sekali orang? Oh tentu saja ini pasti sudah waktunya mereka berlatih teater musikal untuk beberapa hari ke depan. Dan tentu saja sang pujaan hati ku juga adalah salah satu dari mereka.
“Jonathan kamu hebat dalam musik, dan akting! Maukah kamu bergabung dalam drama musical kami” Tawar seorang pria berkumis yang adalah manejer mereka, yang datang kearah ku. Aku hanya tersenyum sambil menghapus air mata, lalu pergi melewati pria itu, menuju sang pujaan hati ku. tapi terus saja ku lewati gadis itu dan segera keluar dari tempat itu.
Meninggalkan sang pujaan hati yang tampak murung di sana.
Cerpen Karangan: Daniel Satria Sutrisno
Sepotong Cinta Dalam Musik
Alunan-alunan nada terdengar semakin menghanyutkan hati ini. Melodi-melodi kerinduan hati yang gunda di hari-hari sepi ini semakin membuat lincah jemari ini, bagaikan seorang profesional. Entah apa yang membuat hidup ini kurang berarti. Ah itu gurauwan ku semata, sudah lama hati ini memendam sepi. Bukannya tak ada yang mau dengan ku tapi terlalu canggung aku memikirkan hal ini, sebenarnya ada seorang bidadari cantik yang terus ku bayangkan sampai saat ini. Rindu bercampur haus di kalah hati ini ingin bercumbu cinta dengan si dia, Ya! Ia adalah bidadari mimpi yang memang hanya sekedar iming-iming ku untuk mendapatkannya. Oh setiap ending nada yang di hasilkan organ ini membuat lepas emosi yang telah lama penuh, dan tertuang saat ini. Gelora badai samudra emosi terus bergulung ganas di setiap bulir not ini. Toh seraya akupun bernyanyi untuk sang bidadari hati:
“Wahai rindu ku, Oh wahai cinta terpendam ku.
Dengarlah kerinduan hati ini.
Nyanyian ini bukan sekedar nyanyian desiran bunyi bui-bui ombak semata.
Juga bukan sekedar luapan emosi, tak usah kau dengarkan dengan telinga, cukup dengan hati saja.
Jadi mau kah kamu menjadi sang pengobat perdu kehampaan hati ini.
Karena kaulah sang bidadariku, terimalah cinta ku ini.”
Deras terasa pekat di hati, nyanyian ini membuat harapan ini bertunas dalam setiap bait lagu yang ku nyanyikan. Sekumpulan kursi-kursi di sana hanya memandang bisu seakan ikut bernyanyi. Ku pejamkan mata lalu kembali kunyanyikan bait akhir lagu dengan lembut:
“Karna kaulah sang bidadari ku, terimalah cinta ku ini”
Saat ku buka mata kembali, Oh astaga! Sang gadis yang ku bayangkan ada di salah satu kursi penonton di sebelah sana. (Ku terhenti sejenak)
“Dinda sejak kapan kamu di sana?”
“Nyanyikan saja lagu merdu itu, hiraukan saja aku”
“Oh andai kau tau, lagu ini ku nyanyikan untuk mu”
Pikir ku terdiam sejenak menatapnya.
Ia tersenyum dan membalas manis tatapan ku.
Ku palingkan muka karena malu. Lalu sejenak jemari ku kembali berhentak kagum. Ia hanya duduk termanggu di sana, membuat ku tak tenang. Sejenak suara organ ini seakan berbicara pada ku: “katakan saja semua isi hati mu padanya!” tentu saja aku hanya menggeleng seirama mengikuti irama musik. Lalu kembali suara organ ini berkata lagi kepada ku, “bukankah ini adalah kesempatan bagus bagimu, ayo katakan saja” aku kembali menggelengkan kepala.
Nada dari organ ini kembali menasehatiku, tapi bukan dengan nada halus lagi ia berkata, “dasar pengecut! katakan saja padanya. karena ini juga adalah peringatan ku yang terkhir pada mu cepat ungkapkan!” Perlahan jemari ku berhenti, ku pandang si dia yang sedang duduk di sana. Ku dekati dengan wajah yang mulai memerah, sekuntum bunga di kantung ku raih, lalu kaki ku setengah berlutut di lantai.
Ia kelihatan sangat bingung, ku pandang wajahnya yang berbinar itu, ia hanya mengangkat setengah keningnya seakan menunggu sesuatu dari ku. Kunyanyikan kembali akhir bait lagu tadi, “karna kaulah sang bidadari ku, terimalah cinta ku ini” Lalu ku berikan ia setangkai bunga di tanganku. Seketika sentuhan halus tangannya menyentuh tangan ku dan mengambil bunga di tangan ku. Ia sedikit berpikir, mungkin belum mengerti apa yang baru terjadi. Kemudian sepatah lontaran kata keluar dari bibir indahnya itu.
“Aku mengerti apa yang berusaha kau tunjukan, aku juga merasakan hati mu, tapi aku tak bisa menerima cinta mu! karena ada yang lebih penting dari cinta, yaitu impian ku di masa muda ini”
“Bukan! Bukan itu yang iiinginn ku.. Ku.?”
kata-kata ku terhenti. aku berpaling dari hadapannya, raut wajah ku berubah murung, gugupun hilang seketika, yang tersisa hanyalah rasa kecewa dan malu yang tidak menentu. Ku bergegas beranjak, namun ku tak keluar gedung teater, melainkan kembali bermain organ. Hentakan hening jemari ku hanya membawa lagu kecewa, seakan membuka kembali kesendirian hati ini, dan siap kembali pada pelukan sang dewi kesepian yang terus menimang hingga, ku terhanyut dalam tangisan yang keluar dengan sendirinya di mata ini, sekedar menghiasi pipi.
Musik ini terasa lebih pekat emosi sakit hati dari pada rasa kesepian. Saat jemari ku berhenti! hanya terdengar tepukan tangan yang sangat banyak. Ah mungkin itu hanyalah suara tepukan tangan kursi-kursi penonton. Saat mata ku buka, pertama ku lihat adalah sang pujaan yang hati terdiam murung, dengan setitik embun di pipinya. Ah mengapa banyak sekali orang? Oh tentu saja ini pasti sudah waktunya mereka berlatih teater musikal untuk beberapa hari ke depan. Dan tentu saja sang pujaan hati ku juga adalah salah satu dari mereka.
“Jonathan kamu hebat dalam musik, dan akting! Maukah kamu bergabung dalam drama musical kami” Tawar seorang pria berkumis yang adalah manejer mereka, yang datang kearah ku. Aku hanya tersenyum sambil menghapus air mata, lalu pergi melewati pria itu, menuju sang pujaan hati ku. tapi terus saja ku lewati gadis itu dan segera keluar dari tempat itu.
Meninggalkan sang pujaan hati yang tampak murung di sana.
Cerpen Karangan: Daniel Satria Sutrisno
Ditulis Oleh : Unknown
Artikel
Sepotong Cinta Dalam Musik
ini ditulis oleh
Unknown
pada hari
Senin, 03 Juni 2013
. Terimakasih atas kunjungan Anda pada blog ini. Kritik dan saran tentang
Sepotong Cinta Dalam Musik
dapat Anda sampaikan melalui kotak komentar dibawah ini.
Langganan:
Posting Komentar
(RSS)
mkasih banyak sob buat informasinya semoga bermanfaat buat kita semua ....
BalasHapusamin .
HapusMakasih dah mampir
makasih banyak tentang infonya sob, dan salam bloggers...
BalasHapusthanks untuk artikelnya yang menarikk gann.. nicee,,,
BalasHapusromantis bangettt
BalasHapusArtikel yang bagus thanks
BalasHapusMenarik gan infonya.. Bagus.
BalasHapusSangat baik infonya.. Smga bermanfaat sllu.
BalasHapusKeren gan infonya... MANTAAPP.
BalasHapusArtikelnya sangat bagus dan bermanfaat .
BalasHapusditunggu artikel selanjutnya .
Terimakasih !!
informasi yang sangat menarik dan bermanfaat terima kasih admin
BalasHapusAssalamualaikum ... Hallo gan, salam kenal ! Ane dari De Nature Indonesia minta izin buat promo sekalian titip link ya gan, Mohon komentar ane jangan dihapus ... :)
BalasHapusSembuhkan Sipilis Dengan Gang Jie & Gho Siah
Jual Obat Kencing Sakit Herbal
Spesialis Pengobatan Sipilis
Obat Khusus Sipilis
Obat Sipilis Stadium 2
Obat Raja Singa Di Apotik
Jual Obat Kencing Sakit Berdarah
Cara Mengobati Kencing Sakit Stadium 4
Agen Resmi Obat Sipilis Gang Jie & Gho Siah
Penjual Obat Kencing Sakit
Mengobati Sipilis tanpa ke dokter
Obat Sipilis di apotik online
Obat Kencing Sakit tanpa ke dokter
Jual Obat Raja Singa herbal
Obat Raja Singa Gang Jie & Gho Siah
Produk Obat Sipilis Terbaik
Obat Kencing Sakit Tanpa Efek Samping
Obat Herbal Kencing Sakit Sipilis
Obat Tradisional Raja Singa
Obat Raja Singa Tradisional Ampuh
Obat Penyakit Sipilis Raja Singa ? Segera Hubungi Kami Dan Pesan Obatnya Sekarang Juga di Fast Respond : 087705015423 PIN : 207C6F18.
BalasHapusmkasih banyak sob buat informasinya
BalasHapusbagus gan ceritanya......
BalasHapus