ENTRI POPULER
-
Puting susu adalah bagian paling sensitif pada payudara perempuan yang tidak boleh disentuh oleh laki-laki manapun kecuali suami sen...
-
Anda telah menjalin hubungan dengan seorang pria yang spesial. Namun Anda masih ragu apakah dirinya ingin menjalani hubungan yang lebi...
-
POLISI Polisi : Gimana kejadiannya, kamu menabrak 50 orang dalam suatu kecelakaan mobil!? Jony : waktu ngendarain mobil, ke...
-
Tanda-Tanda Seorang Cowok Suka Sama Cewek (Naksir) Bagi taman teman cewek mungkin masih bingung membedakan cowok yang suka atau naksir ...
-
Dua manusia yang merasa saling berjodoh pasti memiliki ikatan emosional, spiritual dan fisik antara keduanya. Hanya dengan menatap ma...
-
Jancok, jancuk atau dancok adalah sebuah kata khas Surabaya yang telah banyak tersebar hingga meluas ke daerah kulonan (Jawa Timur seb...
-
Artikel ini memberikan informasi untuk dapat memasuki pikiran cewek itu dan lebih dekat dengannya. Ingat dasar keberanian adalah modal ya...
-
Pernikahan merupakan suatu jalan untuk memulai suatu babak babak baru dalam kehidupan seseorang. Bagi seorang wanita, menikah merupakan tem...
-
Tanaman binahong banyak dijumpai disekitar kita dan bisa dijadikan sebagai tanaman obat yang mempunyai khasiat untuk menyembuhkan berbagai...
-
Arti Mimpi Seks Makna Mimpi Seksual Anda - Mimpi tidak hanya sekedar buah tidur. Mimpi bisa menjadi petunjuk yang menandakan kondisi s...
Home
»
Cerpen
»
Ku Pilih Sahabat di Banding Dia
Pagi yang cerah menyapa. Burung yang indah kian bersiul, layaknya sedang membisikkan suatu kiasan kata. Geby, seorang gadis penghuni kota ‘Bandung’ terbangun karena sang mentari begitu menyorotnya.
“Huaah… Ngantuk sekali, Kawan! Kenalkan aku Geby Hallousthycka Lora. Kalian bisa panggil aku Geby, yah, aku sekolah di Global Astura Institute Junior High School, aku kelas 1 SMP. Sekarang, aku duduk dikelas 1-7. Kelas yang terindah yang pernah aku kenal”. Kata Geby, Si Anak yang berbadan langsing, berwajah cantik dan berambut panjang.
Geby yang tersadar hari telah benar-benar pagi pun langsung pergi beranjak dari kasurnya, Ia bergegas mandi dan memakai bajunya. “Aku, suka banget di kuncir satu, banyak yang bilang kalau aku ini tomboy. Yah, aku sih, suka-suka mereka aja, disekolahku yang bisa disingkat GAI itu, aku punya beberapa teman. Yah, teman sebangku ku, namanya Assyfa, dan sahabatku itu namanya Eva…” Kata Geby sambil menguncir rambutnya, dan segera berlari menuju ruang makan keluarganya.
“Ini rutinitas aku, setiap pagi, aku pasti makan roti pakai selai coklat dicampur nanas yang ennaaak banget!” Kata Geby sambil mengambil sehelai roti. “Kawan, hari ini hari senin, biasanya aku selalu sial di hari ini, doakan ya, semoga hari ini aku bisa bebas dari kesialan,”. Lanjut Geby lagi.
Setelah itu pun Geby pamit kepada orangtuanya, dan Geby langsung menunggangi sepeda birunya sambil bersiul. Tiba-tiba, dari belakang terdengar KRIINGG… KRIINGG… KRIINGG… Sepeda Geby terhenti mendengarnya. Suara bel sepeda Marcell, seorang anak culun, berkacamata hitam, dan Berambut lepek. Pokoknya super cupu deh!
“Eh, Marcell” Kata Geby menegur Marcell yang menggendong botol minuman dilehernya. “Geby, kamu tau caranya roll depan dan roll belakang nggak sih? Aku nggak bisa, nih, Geby” Kata Marcell. “Kamu ini, apa yang kamu bisa kalau kamu cuman ngomong doang, tanpa usaha?” Tanya Geby dengan maksud memberikan semangat.
“Aku udah usaha, Geby, tapi tetap aja, roll depan dan roll belakang itu emang susah, aku nggak akan bisa bohong deh, tentang itu, suer, deh, By” Kata Marcell. “Terus kamu mau nya gimana?” Tanya Geby sambil kembali mengayuh sepeda birunya.
“Ya, paling nggak, kamu dong yang bantuin aku, kita kan teman, Geby” Kata Marcell memelas. Geby menoleh ke arah Marcell dengan wajah tak yakin. Lalu, Ia langsung merubah mimik mukanya. “Oke nih, teman? Janji ya, di dalam suka dan duka, jangan cuma kalau mau diajarin rolling doang, ya?” Tanya Geby dengan nada bercanda sambil menyodorkan kelingkingnya. Marcell pun tersenyum dan mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking Geby. Lalu mereka pun meneruskan perjalanan mereka.
Yah, seperti biasa. Di sekolah, mereka menemukan Gheo And Gank. Mereka suka memalaki teman-teman satu sekolah. Sampai ketika Geby dan Marcell datang. “Eh, mana pajak lewat kamu? Kalau kamu mau lewat, harus kasih ongkos dulu ke kita,” Kata Gheo. “Maaf, Gheo, Marcell belum ada uang, nanti ya, kalau Marcell punya uang, Marcell kasih semua ke Gheo,” Kata Marcell ketakutan.
Geby yang melihat hal itu pun marah. Dan Ia pun langsung menghampiri Gheo’s Gank. “Heh, kamu itu kalau berani jangan sama yang lemah, kalau kamu berani, lawan aku! Lagian, kalian kenapa, sih? Harus mungut pajak yang nggak jelas kayak gini? Emang kalian pikir kalian itu siapa?” Kata Geby marah sambil menyodorkan kepalan tangan kirinya. Sedangkan tangan kanannya tegap memegangi kerah baju Gheo.
“Iya, iya, Geby, aku minta maaf, nggak lagi-lagi deh! Tapi jangan di pukul ya?” Kata Gheo ketakutan. Gheo adalah anak yang paling nakal di sekolah, sebenarnya dia lumayan ‘cool’, kalau dibandingkan Marcell, dia jauh lebih keren. Dia tinggi, berkulit putih dan pipinya ‘hollow’.
@@@
Gheo pun pergi meninggalkan Geby. Geby pun duduk dibangku yang berada dibelakang nya. Bentuknya mirip meja taman, namun yang disayangkan, bangku itu tidak ada di taman. “Huft, andai aja, di GAI JHS ini, datang anak laki-laki yang pemberani, yang bisa memberantas Si Gheo’s Gank yang menyebalkan itu” Kata Geby di dalam hati.
Tiba-tiba, Assyfa dan Eva datang. “Kamu kenapa, By? Kok pagi-pagi mukanya sudah di tekuk begitu?” Tanya Eva. Eva itu, anaknya berambut pendek, hitam legam, kulitnya sawo matang dan memakai kacamata ungu yang terlihat imut+elegan kalau dia pakai.
“Nggak apa-apa kok, Va, aku cuma kesal sama Si Gheo CS itu, anak itu nggak ada habis-habisnya memalak anak-anak disekolah ini! Yang ada, nanti lama-lama semua orang pada pindah dari sini,” Kata Geby mengomel.
“Iya, biar aja lah, By, siapa tau, nanti bakal ada pangeran yang bisa mengatasi mereka-mereka itu, entah dari kelas 3, 2 atau bahkan kelas 1, pasti akan ada!” Kata Assyva. Kalau Assyva anaknya berbadan tinggi, langsing, putih kulitnya, matanya bulat, pokoknya perfect deh, dia juga anaknya feminim.. Sayangnya, pipinya agak chubby *dikit.
“Amin, Ya Tuhan, semoga yang kamu harapkan benar-benar terjadi ya, Syf!” Kata Geby. Akhirnya, Eva pun mengajak Assyfa dan Geby untuk masuk kelas. Ketika mereka baru beberapa langkah masuk ke kelas, tiba-tiba ada seorang lelaki yang lewat.
“Hey, dia cool deh,” Kata Assyfa langsung menjerit. Geby yang tidak biasanya mempunyai perasaan kepada seseorang, kali ini merasa beda. Kali ini Ia merasa, bahwa dia mulai menyukai lelaki ini. Tapi siapa ya… Namanya?
“Eh, kata kalian, dia cakep nggak sih?” Tanya Assyfa. “Iya, lumayan, Fa!” Kata Geby memberikan pendapatnya. “Kayaknya, Aku suka deh, sama dia, habis, dia keren sekali, By! Aku suka sama dia, Aku udah sering lihat dia, tapi aku belum tahu namanya” Kata Assyfa.
“Cie… Assyfa, ya udah, kalau kamu suka sama dia, kamu mau apa? Cari info tentang dia? Nggak usah, aku tau lumayan banyak tentang dia!” Kata Eva. Sungguh kata-kata yang membuat Assyfa terkejut. “Serius Va? Kok kamu baru bilang?” Tanya Assyfa sampai memutar badannya. Sedangkan Eva hanya menjawabnya dengan mengangguk.
“Emm… Ya udah deh, kalian ngobrol aja yah? Aku mau ke meja ku dulu,” Kata Geby. Perasaan Geby menjadi aneh sejak itu. Dia jadi berfikir bahwa Ia menyukai Si Lelaki tadi. “Rasanya aku kenal dia, aku pernah bertemu dengannya sebelum sekarang ini! Tapi kapan ya? Lalu dimana?” Kata Geby di dalam hati sambil berusaha mengingat-ingat.
“Oh iya, dia kan kakak kelas yang waktu pertama kali aku lihat-lihat sekolah ini! Dia yang waktu itu pakai tas abu-abu, dia pangeran yang waktu itu pernah bikin hati aku dag dig dug sampai sekarang, dan aku nggak nyangka, bisa ketemu lagi sama dia,” Kata Geby mulai mengingat tokoh si laki-laki cool ini.
Geby menjadi pendiam besar. Dia hanya melamun tanpa memperhatikan kata-kata guru di depan kelas, Ia tidak bisa konsentrasi akan pelajaran. Ia hanya bisa mengingat wajah dan senyuman Si Laki-laki itu. “Siapa ya, namanya?” Ungkap keheranan Geby di dalam hatinya.
Ia terus memikirkan hal itu sampai jam pulang pun tiba. Ia berjalan dengan pandangan yang kosong. Ia hanya menatap lurus kedepan tanpa melihat yang mana sepedanya. Ia hanya melamun. Sampai tiba-tiba…
AWWWWW………!!!!!
Suara yang amat keras terdengar dari Geby yang baru saja tergelincir batu kecil. Tiba-tiba, ada seseorang yang menjulurkan tangannya ke arah Geby. Geby yang semula tidak memperhatikan juluran tangan itu, seketika terpanah melihat ternyata, orang yang peduli dengannya itu adalah orang yang sejak tadi sedang Ia pikirkan. “Makasih Kak,” Kata Geby singkat. Geby langsung berlari malu ke arah sepeda nya. Dan mengayuhnya kuat-kuat, hingga Ia lupa menunggu Marcell.
“La la la la la la la la la…” Nyanyian Geby yang sedang senang. Geby terus bernyanyi sambil mengayuh sepeda tanpa melihat bahwa Ia menjadi pusat perhatian seluruh jalan. Ia langsung memarkirkan sepedanya dan terus menari sambil bernyanyi.
Ia langsung masuk ke kamar. “Oh, Tuhan… Rasanya aku sedang jatuh cinta!” Kata Geby berbicara sendiri. Geby yang terlalu senang itu pun akhirnya memejamkan matanya dan tersenyum indah, tertidur pulas dan bermimpi cantik rasanya. Ia tidur hingga pagi.
@@@
“Wah, kok bisa-bisa nya udah pagi aku baru bangun?” Tanya Geby pada dirinya sendiri. Dia langsung bersiap-siap, setelah selesai, seperti biasa. Ia langsung pergi mengayuh sepeda birunya. “Geby! Kring Kring” Kata Marcell menghentikkan Geby yang sedang semangat pergi ke sekolah. Hari ini parah, Geby tidak memperdulikannya.
“Hay Eva, Assyfa!” Sapa Geby ketika dia masuk ke kelas. “Kamu kenapa? Kemarin muram, kok sekarang hampir suram?” Tanya Eva. “Kok kamu bisa bilang aku hampir suram sih? Darimana? Aku baik dan bahagia kok!” Kata Geby menjelaskan bahwa dirinya dalam keadaan baik.
“By, kamu tau kakak kelas ganteng yang kemarin lewat di depan kelas kita?” Tanya Assyfa. “Oh, yang kemarin? Iya, aku tau, kenapa memangnya?” Tanya Geby balik. “Iya, aku rasa, aku suka sama dia, kamu tau namanya?” Pernyataan dan Pertanyaan Assyfa membuat Geby cukup bersedih. Ia tidak menyangka, sahabatnya juga menyukai orang yang sama.
“Oh ya? Keren! Emang siapa namanya?” Tanya Geby basa-basi. “Itu, namanya tuh Devin Adrianto kalau tidak salah, dia di panggil dengan nama Devin! Bagus kan namanya?” Tanya Assyfa. “Huh, ini parah! Aku janji, aku cukup tau aja tentang nama kamu, Kak Devin! Aku nggak berharap bisa suka lebih dalam lagi sama kamu,” Kata Geby di dalam hati.
Geby menjadi galau besar saat itu. Geby benar-benar melamun saat itu. Dia hanya memikirkan bagaimana keadaannya dengan Assyfa jika Assyfa tau, aku juga menyukai Devin? Apa ekspresi yang akan Assyfa keluarkan nantinya? Apa dia akan sangat marah kepadaku? Atau apa? Aku harus curhat dengan siapa?
Tiba-tiba, terlintas di pikiran Geby, “Oh iya, Si Marcell!” Kata Geby di dalam hati. Tak lama setelah itu, bel pulang berbunyi.
@@@
“Marcell, aku mau curhat nanti sama kamu! Kamu dengar ya?!” Kata Geby. Akhirnya, Marcell dan Geby pun bersepeda bersama ke suatu lapangan luas.
“Kamu mau curhat apa, By?” Tanya Marcell. “Jadi begini, Cell! Aku suka sama seseorang, dia itu orang yang disukai juga sama Assyfa, aku takut bilang ke Assyfa, kalau aku juga suka sama Devin! Menurut kamu gimana?” Kata Geby mencurahkan isi hatinya.
“Geby, kalau menurut Marcell sih, Geby tuh nggak usah suka-sukaan dulu, Geby belajar aja dulu! Nanti kalau mikirin laki-laki, prestasi Geby akan menurun,” Kata Marcell memberi nasehat. Geby setuju dengan saran Marcell. Akhirnya, Geby pun pulang ke rumah dengan mengayuh sepedanya.
“Marcell, besok, kamu ekskul nggak?” Tanya Geby sambil mengayuh sepedanya. “Enggak, aku ekskulnya hari Kamis, Geby” Kata Marcell menjelaskan. “Besok, hari pertama aku ekskul Cinemaography, kira-kira, kesan pertamanya bagaimana ya?” Tanya Geby kepada Marcell. Marcell hanya tersenyum kecil.
@@@
Pagi, hari ini hari pertama ekskul. “Geby!! Kamu kan hari ini ekskul, kamu lupa ya? Kok masih tidur aja?” Tanya Mama Geby. Geby yang merasa kesiangan segera loncat ke kamar mandi. Pergi sarapan dan berangkat ekskul.
Di sekolah, Ia bertemu dengan Kak Devin. “Ya Tuhan, Aku ingin melupakan orang ini! Kenapa malah dia yang ku temui di ekskul ini?” Tanya Geby didalam hati.
“Selamat datang, The New Crew!” Kata Kak Alfi menggucapkan selamat datang kepada kami. Kami yang merasa anak baru pun tertegun. “Okey, sekarang kita akan bagi tim,” Kata Kak Alfi. “Emm… Kelompok Guizver, Geby, Devin, Halvania, Gerald, Vandra dan Arnita” Kata Kak Alfi membagi kelompok kami.
“Ya Tuhan, kenapa Kak Devin ada dikelompokku?”. Yah, semakin lama, Geby semakin dekat dengan Devin. Devin pun lebih perhatian dengan Geby dibandingkan dengan wanita yang lainnya. Sejak saat itu, Devin jadi sering ke kelas Geby hanya sekedar mengantarkan roti sandwich dan makanan lainnya. Assyfa yang melihatnya cemburu. Dia pun mendekati Geby.
“Geby, aku mau tanya, kamu ini sebenarnya suka atau nggak sama kak Devin?” Tanya Assyfa. “Aku… Sebenarnya, aku suka sih, Syf, tapi kamu jangan marah yah?” Kataku. “Oh, sejak kapan kamu suka?” Tanya Assyfa. “Sejak aku masih kelas enam SD. Waktu itu aku lihat-lihat sekolahan, terus aku ketemu dia, dan sejak itu aku suka sama dia,” Kataku menjelaskan.
“Ya Ampun Geby, kenapa kamu nggak bilang? Kalau kamu bilang kamu suka sama Devin kan, aku nggak jadi suka sama dia, By” Kata Assyfa. “Iya, Syf, tapi aku udah nggak terlalu suka kok, Syf” Kata Geby. Tiba-tiba, Devin datang ke kelas kami.
“Emm… Geby, bisa bicara sebentar?” Tanya Devin memanggil Geby. Geby pun menghampiri Devin. “Ada apa Vin?” Tanya Geby. “Aku suka banget sama kamu, waktu pertama ketemu di ekskul, kamu mau nggak jadi pacar aku?” Tanya Devin.
Assyfa melihat dari kejauhan. Mukanya keruh menahan sedih. Yah, Geby bijak. Dengan tegas, Geby menjawab. “Maaf, Kak, tapi aku nggak suka sama Kakak, aku lebih suka kita satu crew aja” Kata Geby. Assyfa yang sudah bermuka keruh merubah mimik mukanya dan ceria.
Devin pun pergi dengan muka yang sedikit kecewa. Geby pun kembali ke kelas. Assyfa langsung menubruk nya dengan segudang pertanyaan. “Kok kamu tolak Kak Devin? Kenapa? Kamu kan suka sama dia? Aturan kamu nggak usah pikirin perasaan ku, kenapa sih, kamu nolak dia?” Tanya Assyfa.
Geby, hanya menjawab singkat. “Karena aku lebih peduli sahabat, dibanding kan Dia”
TAMAT
Cerpen Karangan: Jihan Astriningtrias
Ku Pilih Sahabat di Banding Dia
Pagi yang cerah menyapa. Burung yang indah kian bersiul, layaknya sedang membisikkan suatu kiasan kata. Geby, seorang gadis penghuni kota ‘Bandung’ terbangun karena sang mentari begitu menyorotnya.
“Huaah… Ngantuk sekali, Kawan! Kenalkan aku Geby Hallousthycka Lora. Kalian bisa panggil aku Geby, yah, aku sekolah di Global Astura Institute Junior High School, aku kelas 1 SMP. Sekarang, aku duduk dikelas 1-7. Kelas yang terindah yang pernah aku kenal”. Kata Geby, Si Anak yang berbadan langsing, berwajah cantik dan berambut panjang.
Geby yang tersadar hari telah benar-benar pagi pun langsung pergi beranjak dari kasurnya, Ia bergegas mandi dan memakai bajunya. “Aku, suka banget di kuncir satu, banyak yang bilang kalau aku ini tomboy. Yah, aku sih, suka-suka mereka aja, disekolahku yang bisa disingkat GAI itu, aku punya beberapa teman. Yah, teman sebangku ku, namanya Assyfa, dan sahabatku itu namanya Eva…” Kata Geby sambil menguncir rambutnya, dan segera berlari menuju ruang makan keluarganya.
“Ini rutinitas aku, setiap pagi, aku pasti makan roti pakai selai coklat dicampur nanas yang ennaaak banget!” Kata Geby sambil mengambil sehelai roti. “Kawan, hari ini hari senin, biasanya aku selalu sial di hari ini, doakan ya, semoga hari ini aku bisa bebas dari kesialan,”. Lanjut Geby lagi.
Setelah itu pun Geby pamit kepada orangtuanya, dan Geby langsung menunggangi sepeda birunya sambil bersiul. Tiba-tiba, dari belakang terdengar KRIINGG… KRIINGG… KRIINGG… Sepeda Geby terhenti mendengarnya. Suara bel sepeda Marcell, seorang anak culun, berkacamata hitam, dan Berambut lepek. Pokoknya super cupu deh!
“Eh, Marcell” Kata Geby menegur Marcell yang menggendong botol minuman dilehernya. “Geby, kamu tau caranya roll depan dan roll belakang nggak sih? Aku nggak bisa, nih, Geby” Kata Marcell. “Kamu ini, apa yang kamu bisa kalau kamu cuman ngomong doang, tanpa usaha?” Tanya Geby dengan maksud memberikan semangat.
“Aku udah usaha, Geby, tapi tetap aja, roll depan dan roll belakang itu emang susah, aku nggak akan bisa bohong deh, tentang itu, suer, deh, By” Kata Marcell. “Terus kamu mau nya gimana?” Tanya Geby sambil kembali mengayuh sepeda birunya.
“Ya, paling nggak, kamu dong yang bantuin aku, kita kan teman, Geby” Kata Marcell memelas. Geby menoleh ke arah Marcell dengan wajah tak yakin. Lalu, Ia langsung merubah mimik mukanya. “Oke nih, teman? Janji ya, di dalam suka dan duka, jangan cuma kalau mau diajarin rolling doang, ya?” Tanya Geby dengan nada bercanda sambil menyodorkan kelingkingnya. Marcell pun tersenyum dan mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking Geby. Lalu mereka pun meneruskan perjalanan mereka.
Yah, seperti biasa. Di sekolah, mereka menemukan Gheo And Gank. Mereka suka memalaki teman-teman satu sekolah. Sampai ketika Geby dan Marcell datang. “Eh, mana pajak lewat kamu? Kalau kamu mau lewat, harus kasih ongkos dulu ke kita,” Kata Gheo. “Maaf, Gheo, Marcell belum ada uang, nanti ya, kalau Marcell punya uang, Marcell kasih semua ke Gheo,” Kata Marcell ketakutan.
Geby yang melihat hal itu pun marah. Dan Ia pun langsung menghampiri Gheo’s Gank. “Heh, kamu itu kalau berani jangan sama yang lemah, kalau kamu berani, lawan aku! Lagian, kalian kenapa, sih? Harus mungut pajak yang nggak jelas kayak gini? Emang kalian pikir kalian itu siapa?” Kata Geby marah sambil menyodorkan kepalan tangan kirinya. Sedangkan tangan kanannya tegap memegangi kerah baju Gheo.
“Iya, iya, Geby, aku minta maaf, nggak lagi-lagi deh! Tapi jangan di pukul ya?” Kata Gheo ketakutan. Gheo adalah anak yang paling nakal di sekolah, sebenarnya dia lumayan ‘cool’, kalau dibandingkan Marcell, dia jauh lebih keren. Dia tinggi, berkulit putih dan pipinya ‘hollow’.
@@@
Gheo pun pergi meninggalkan Geby. Geby pun duduk dibangku yang berada dibelakang nya. Bentuknya mirip meja taman, namun yang disayangkan, bangku itu tidak ada di taman. “Huft, andai aja, di GAI JHS ini, datang anak laki-laki yang pemberani, yang bisa memberantas Si Gheo’s Gank yang menyebalkan itu” Kata Geby di dalam hati.
Tiba-tiba, Assyfa dan Eva datang. “Kamu kenapa, By? Kok pagi-pagi mukanya sudah di tekuk begitu?” Tanya Eva. Eva itu, anaknya berambut pendek, hitam legam, kulitnya sawo matang dan memakai kacamata ungu yang terlihat imut+elegan kalau dia pakai.
“Nggak apa-apa kok, Va, aku cuma kesal sama Si Gheo CS itu, anak itu nggak ada habis-habisnya memalak anak-anak disekolah ini! Yang ada, nanti lama-lama semua orang pada pindah dari sini,” Kata Geby mengomel.
“Iya, biar aja lah, By, siapa tau, nanti bakal ada pangeran yang bisa mengatasi mereka-mereka itu, entah dari kelas 3, 2 atau bahkan kelas 1, pasti akan ada!” Kata Assyva. Kalau Assyva anaknya berbadan tinggi, langsing, putih kulitnya, matanya bulat, pokoknya perfect deh, dia juga anaknya feminim.. Sayangnya, pipinya agak chubby *dikit.
“Amin, Ya Tuhan, semoga yang kamu harapkan benar-benar terjadi ya, Syf!” Kata Geby. Akhirnya, Eva pun mengajak Assyfa dan Geby untuk masuk kelas. Ketika mereka baru beberapa langkah masuk ke kelas, tiba-tiba ada seorang lelaki yang lewat.
“Hey, dia cool deh,” Kata Assyfa langsung menjerit. Geby yang tidak biasanya mempunyai perasaan kepada seseorang, kali ini merasa beda. Kali ini Ia merasa, bahwa dia mulai menyukai lelaki ini. Tapi siapa ya… Namanya?
“Eh, kata kalian, dia cakep nggak sih?” Tanya Assyfa. “Iya, lumayan, Fa!” Kata Geby memberikan pendapatnya. “Kayaknya, Aku suka deh, sama dia, habis, dia keren sekali, By! Aku suka sama dia, Aku udah sering lihat dia, tapi aku belum tahu namanya” Kata Assyfa.
“Cie… Assyfa, ya udah, kalau kamu suka sama dia, kamu mau apa? Cari info tentang dia? Nggak usah, aku tau lumayan banyak tentang dia!” Kata Eva. Sungguh kata-kata yang membuat Assyfa terkejut. “Serius Va? Kok kamu baru bilang?” Tanya Assyfa sampai memutar badannya. Sedangkan Eva hanya menjawabnya dengan mengangguk.
“Emm… Ya udah deh, kalian ngobrol aja yah? Aku mau ke meja ku dulu,” Kata Geby. Perasaan Geby menjadi aneh sejak itu. Dia jadi berfikir bahwa Ia menyukai Si Lelaki tadi. “Rasanya aku kenal dia, aku pernah bertemu dengannya sebelum sekarang ini! Tapi kapan ya? Lalu dimana?” Kata Geby di dalam hati sambil berusaha mengingat-ingat.
“Oh iya, dia kan kakak kelas yang waktu pertama kali aku lihat-lihat sekolah ini! Dia yang waktu itu pakai tas abu-abu, dia pangeran yang waktu itu pernah bikin hati aku dag dig dug sampai sekarang, dan aku nggak nyangka, bisa ketemu lagi sama dia,” Kata Geby mulai mengingat tokoh si laki-laki cool ini.
Geby menjadi pendiam besar. Dia hanya melamun tanpa memperhatikan kata-kata guru di depan kelas, Ia tidak bisa konsentrasi akan pelajaran. Ia hanya bisa mengingat wajah dan senyuman Si Laki-laki itu. “Siapa ya, namanya?” Ungkap keheranan Geby di dalam hatinya.
Ia terus memikirkan hal itu sampai jam pulang pun tiba. Ia berjalan dengan pandangan yang kosong. Ia hanya menatap lurus kedepan tanpa melihat yang mana sepedanya. Ia hanya melamun. Sampai tiba-tiba…
AWWWWW………!!!!!
Suara yang amat keras terdengar dari Geby yang baru saja tergelincir batu kecil. Tiba-tiba, ada seseorang yang menjulurkan tangannya ke arah Geby. Geby yang semula tidak memperhatikan juluran tangan itu, seketika terpanah melihat ternyata, orang yang peduli dengannya itu adalah orang yang sejak tadi sedang Ia pikirkan. “Makasih Kak,” Kata Geby singkat. Geby langsung berlari malu ke arah sepeda nya. Dan mengayuhnya kuat-kuat, hingga Ia lupa menunggu Marcell.
“La la la la la la la la la…” Nyanyian Geby yang sedang senang. Geby terus bernyanyi sambil mengayuh sepeda tanpa melihat bahwa Ia menjadi pusat perhatian seluruh jalan. Ia langsung memarkirkan sepedanya dan terus menari sambil bernyanyi.
Ia langsung masuk ke kamar. “Oh, Tuhan… Rasanya aku sedang jatuh cinta!” Kata Geby berbicara sendiri. Geby yang terlalu senang itu pun akhirnya memejamkan matanya dan tersenyum indah, tertidur pulas dan bermimpi cantik rasanya. Ia tidur hingga pagi.
@@@
“Wah, kok bisa-bisa nya udah pagi aku baru bangun?” Tanya Geby pada dirinya sendiri. Dia langsung bersiap-siap, setelah selesai, seperti biasa. Ia langsung pergi mengayuh sepeda birunya. “Geby! Kring Kring” Kata Marcell menghentikkan Geby yang sedang semangat pergi ke sekolah. Hari ini parah, Geby tidak memperdulikannya.
“Hay Eva, Assyfa!” Sapa Geby ketika dia masuk ke kelas. “Kamu kenapa? Kemarin muram, kok sekarang hampir suram?” Tanya Eva. “Kok kamu bisa bilang aku hampir suram sih? Darimana? Aku baik dan bahagia kok!” Kata Geby menjelaskan bahwa dirinya dalam keadaan baik.
“By, kamu tau kakak kelas ganteng yang kemarin lewat di depan kelas kita?” Tanya Assyfa. “Oh, yang kemarin? Iya, aku tau, kenapa memangnya?” Tanya Geby balik. “Iya, aku rasa, aku suka sama dia, kamu tau namanya?” Pernyataan dan Pertanyaan Assyfa membuat Geby cukup bersedih. Ia tidak menyangka, sahabatnya juga menyukai orang yang sama.
“Oh ya? Keren! Emang siapa namanya?” Tanya Geby basa-basi. “Itu, namanya tuh Devin Adrianto kalau tidak salah, dia di panggil dengan nama Devin! Bagus kan namanya?” Tanya Assyfa. “Huh, ini parah! Aku janji, aku cukup tau aja tentang nama kamu, Kak Devin! Aku nggak berharap bisa suka lebih dalam lagi sama kamu,” Kata Geby di dalam hati.
Geby menjadi galau besar saat itu. Geby benar-benar melamun saat itu. Dia hanya memikirkan bagaimana keadaannya dengan Assyfa jika Assyfa tau, aku juga menyukai Devin? Apa ekspresi yang akan Assyfa keluarkan nantinya? Apa dia akan sangat marah kepadaku? Atau apa? Aku harus curhat dengan siapa?
Tiba-tiba, terlintas di pikiran Geby, “Oh iya, Si Marcell!” Kata Geby di dalam hati. Tak lama setelah itu, bel pulang berbunyi.
@@@
“Marcell, aku mau curhat nanti sama kamu! Kamu dengar ya?!” Kata Geby. Akhirnya, Marcell dan Geby pun bersepeda bersama ke suatu lapangan luas.
“Kamu mau curhat apa, By?” Tanya Marcell. “Jadi begini, Cell! Aku suka sama seseorang, dia itu orang yang disukai juga sama Assyfa, aku takut bilang ke Assyfa, kalau aku juga suka sama Devin! Menurut kamu gimana?” Kata Geby mencurahkan isi hatinya.
“Geby, kalau menurut Marcell sih, Geby tuh nggak usah suka-sukaan dulu, Geby belajar aja dulu! Nanti kalau mikirin laki-laki, prestasi Geby akan menurun,” Kata Marcell memberi nasehat. Geby setuju dengan saran Marcell. Akhirnya, Geby pun pulang ke rumah dengan mengayuh sepedanya.
“Marcell, besok, kamu ekskul nggak?” Tanya Geby sambil mengayuh sepedanya. “Enggak, aku ekskulnya hari Kamis, Geby” Kata Marcell menjelaskan. “Besok, hari pertama aku ekskul Cinemaography, kira-kira, kesan pertamanya bagaimana ya?” Tanya Geby kepada Marcell. Marcell hanya tersenyum kecil.
@@@
Pagi, hari ini hari pertama ekskul. “Geby!! Kamu kan hari ini ekskul, kamu lupa ya? Kok masih tidur aja?” Tanya Mama Geby. Geby yang merasa kesiangan segera loncat ke kamar mandi. Pergi sarapan dan berangkat ekskul.
Di sekolah, Ia bertemu dengan Kak Devin. “Ya Tuhan, Aku ingin melupakan orang ini! Kenapa malah dia yang ku temui di ekskul ini?” Tanya Geby didalam hati.
“Selamat datang, The New Crew!” Kata Kak Alfi menggucapkan selamat datang kepada kami. Kami yang merasa anak baru pun tertegun. “Okey, sekarang kita akan bagi tim,” Kata Kak Alfi. “Emm… Kelompok Guizver, Geby, Devin, Halvania, Gerald, Vandra dan Arnita” Kata Kak Alfi membagi kelompok kami.
“Ya Tuhan, kenapa Kak Devin ada dikelompokku?”. Yah, semakin lama, Geby semakin dekat dengan Devin. Devin pun lebih perhatian dengan Geby dibandingkan dengan wanita yang lainnya. Sejak saat itu, Devin jadi sering ke kelas Geby hanya sekedar mengantarkan roti sandwich dan makanan lainnya. Assyfa yang melihatnya cemburu. Dia pun mendekati Geby.
“Geby, aku mau tanya, kamu ini sebenarnya suka atau nggak sama kak Devin?” Tanya Assyfa. “Aku… Sebenarnya, aku suka sih, Syf, tapi kamu jangan marah yah?” Kataku. “Oh, sejak kapan kamu suka?” Tanya Assyfa. “Sejak aku masih kelas enam SD. Waktu itu aku lihat-lihat sekolahan, terus aku ketemu dia, dan sejak itu aku suka sama dia,” Kataku menjelaskan.
“Ya Ampun Geby, kenapa kamu nggak bilang? Kalau kamu bilang kamu suka sama Devin kan, aku nggak jadi suka sama dia, By” Kata Assyfa. “Iya, Syf, tapi aku udah nggak terlalu suka kok, Syf” Kata Geby. Tiba-tiba, Devin datang ke kelas kami.
“Emm… Geby, bisa bicara sebentar?” Tanya Devin memanggil Geby. Geby pun menghampiri Devin. “Ada apa Vin?” Tanya Geby. “Aku suka banget sama kamu, waktu pertama ketemu di ekskul, kamu mau nggak jadi pacar aku?” Tanya Devin.
Assyfa melihat dari kejauhan. Mukanya keruh menahan sedih. Yah, Geby bijak. Dengan tegas, Geby menjawab. “Maaf, Kak, tapi aku nggak suka sama Kakak, aku lebih suka kita satu crew aja” Kata Geby. Assyfa yang sudah bermuka keruh merubah mimik mukanya dan ceria.
Devin pun pergi dengan muka yang sedikit kecewa. Geby pun kembali ke kelas. Assyfa langsung menubruk nya dengan segudang pertanyaan. “Kok kamu tolak Kak Devin? Kenapa? Kamu kan suka sama dia? Aturan kamu nggak usah pikirin perasaan ku, kenapa sih, kamu nolak dia?” Tanya Assyfa.
Geby, hanya menjawab singkat. “Karena aku lebih peduli sahabat, dibanding kan Dia”
TAMAT
Cerpen Karangan: Jihan Astriningtrias
Ditulis Oleh : Unknown
Artikel
Ku Pilih Sahabat di Banding Dia
ini ditulis oleh
Unknown
pada hari
Rabu, 17 April 2013
. Terimakasih atas kunjungan Anda pada blog ini. Kritik dan saran tentang
Ku Pilih Sahabat di Banding Dia
dapat Anda sampaikan melalui kotak komentar dibawah ini.
Langganan:
Posting Komentar
(RSS)
ceritanya bagus banget :)
BalasHapus