ENTRI POPULER
-
Puting susu adalah bagian paling sensitif pada payudara perempuan yang tidak boleh disentuh oleh laki-laki manapun kecuali suami sen...
-
Anda telah menjalin hubungan dengan seorang pria yang spesial. Namun Anda masih ragu apakah dirinya ingin menjalani hubungan yang lebi...
-
POLISI Polisi : Gimana kejadiannya, kamu menabrak 50 orang dalam suatu kecelakaan mobil!? Jony : waktu ngendarain mobil, ke...
-
Tanda-Tanda Seorang Cowok Suka Sama Cewek (Naksir) Bagi taman teman cewek mungkin masih bingung membedakan cowok yang suka atau naksir ...
-
Dua manusia yang merasa saling berjodoh pasti memiliki ikatan emosional, spiritual dan fisik antara keduanya. Hanya dengan menatap ma...
-
Jancok, jancuk atau dancok adalah sebuah kata khas Surabaya yang telah banyak tersebar hingga meluas ke daerah kulonan (Jawa Timur seb...
-
Artikel ini memberikan informasi untuk dapat memasuki pikiran cewek itu dan lebih dekat dengannya. Ingat dasar keberanian adalah modal ya...
-
Pernikahan merupakan suatu jalan untuk memulai suatu babak babak baru dalam kehidupan seseorang. Bagi seorang wanita, menikah merupakan tem...
-
Tanaman binahong banyak dijumpai disekitar kita dan bisa dijadikan sebagai tanaman obat yang mempunyai khasiat untuk menyembuhkan berbagai...
-
Arti Mimpi Seks Makna Mimpi Seksual Anda - Mimpi tidak hanya sekedar buah tidur. Mimpi bisa menjadi petunjuk yang menandakan kondisi s...
Home
»
Cerpen
»
Senja di Imajinasiku
Hari sudah mulai malam. “Aku pasti bakal telat karena ekskul ini” gumamku. Tapi aku hanya berjalan santai ke stasiun sambil melihat keadaan kota ini. Jam sudah menunjukkan pukul 5.30 sore. Matahari pun mulai terbenam di ufuk barat. Sinar oranyenya yang mulai memudar itu bercampur dengan langit yang berwarna biru tua. Bintang-bintang mulai berkelap-kelip di sepanjang langit kota ini. Meskipun sedikit. Sementara pengendara-pengendara mobil di jalanan yang padat beriuh-riuh membunyikan klakson dan berharap sampai sebelum makan malam. Gedung-gedung kaca menjulang tinggi dan tegap. Kutatap langit yang mulai gelap. Suasana langit itu sama seperti ketika kuberada di desa. Hanya saja jumlah bintang dilangit itu lebih banyak. Jauh lebih banyak.
=========== Flashback ==========
“Kak, udah malem nih, kita main kembang api yuk!” kata adikku Hibban.
“Ayo, ajak si Raihan ama Dandi, ya. Kita main setelah makan malam.” kataku.
Setelah makan, aku, adikku dan kedua sepupuku mulai bermain kembang api.
“Han, ayo ikut main kembang api. Gak bahaya kok!” ajakku ke Raihan.
“Ora, aku ra mau main kembang api! Wedheni!” kata sepupuku yang masih TK dengan logat jawanya. Sepupuku saja bisa bahasa daerah dengan fasih. Sedangkan aku yang sudah kelas lima ini? Terakhir kali kuingat nilai bahasa daerah aku dapat 4.
Di halaman kami gantung kembangapi-kembangapi itu di pohon dan tanaman. Membiarkan cahayanya bergabung dengan kilau bintang di langit malam.
===============================
Aku tersadar dari lamunanku. Mendengar suara klakson-klakson mobil dan melihat iklan-iklan di gedung-gedung tinggi dan di tembok. aku teringat hidupku di kota ini. Aku lebih sering bermain laptop dan menonton TV. Aku juga tidak ingin untuk mencari tahu apa tugas untuk minggu depan. Tapi aku semakin berkembang dari masa kecilku. Hidup kita semakin berubah mengalir terbawa waktu. dulu kita tidak tahu apa-apa sekarang kita banyak tahu dunia luar dari media sosial dan teman. Dulu kita nonton Dora the explorer, sekarang lebih suka film action. Semakin tua, tantangan dan godaan makin banyak. Dan semua itu hanya diri kita sendiri yang bisa mempertahankannya. Semuanya mulai dari diri sendiri dan berakhir karena diri sendiri. “Benar-benar senja yang membawa berkah” pikirku di jalan. Aku tidak sadar bahwa ternyata aku sudah sampai di stasiun.
TAMAT
Cerpen Karangan: M. Naufal Hanif Musyafa
Senja di Imajinasiku
Hari sudah mulai malam. “Aku pasti bakal telat karena ekskul ini” gumamku. Tapi aku hanya berjalan santai ke stasiun sambil melihat keadaan kota ini. Jam sudah menunjukkan pukul 5.30 sore. Matahari pun mulai terbenam di ufuk barat. Sinar oranyenya yang mulai memudar itu bercampur dengan langit yang berwarna biru tua. Bintang-bintang mulai berkelap-kelip di sepanjang langit kota ini. Meskipun sedikit. Sementara pengendara-pengendara mobil di jalanan yang padat beriuh-riuh membunyikan klakson dan berharap sampai sebelum makan malam. Gedung-gedung kaca menjulang tinggi dan tegap. Kutatap langit yang mulai gelap. Suasana langit itu sama seperti ketika kuberada di desa. Hanya saja jumlah bintang dilangit itu lebih banyak. Jauh lebih banyak.
=========== Flashback ==========
“Kak, udah malem nih, kita main kembang api yuk!” kata adikku Hibban.
“Ayo, ajak si Raihan ama Dandi, ya. Kita main setelah makan malam.” kataku.
Setelah makan, aku, adikku dan kedua sepupuku mulai bermain kembang api.
“Han, ayo ikut main kembang api. Gak bahaya kok!” ajakku ke Raihan.
“Ora, aku ra mau main kembang api! Wedheni!” kata sepupuku yang masih TK dengan logat jawanya. Sepupuku saja bisa bahasa daerah dengan fasih. Sedangkan aku yang sudah kelas lima ini? Terakhir kali kuingat nilai bahasa daerah aku dapat 4.
Di halaman kami gantung kembangapi-kembangapi itu di pohon dan tanaman. Membiarkan cahayanya bergabung dengan kilau bintang di langit malam.
===============================
Aku tersadar dari lamunanku. Mendengar suara klakson-klakson mobil dan melihat iklan-iklan di gedung-gedung tinggi dan di tembok. aku teringat hidupku di kota ini. Aku lebih sering bermain laptop dan menonton TV. Aku juga tidak ingin untuk mencari tahu apa tugas untuk minggu depan. Tapi aku semakin berkembang dari masa kecilku. Hidup kita semakin berubah mengalir terbawa waktu. dulu kita tidak tahu apa-apa sekarang kita banyak tahu dunia luar dari media sosial dan teman. Dulu kita nonton Dora the explorer, sekarang lebih suka film action. Semakin tua, tantangan dan godaan makin banyak. Dan semua itu hanya diri kita sendiri yang bisa mempertahankannya. Semuanya mulai dari diri sendiri dan berakhir karena diri sendiri. “Benar-benar senja yang membawa berkah” pikirku di jalan. Aku tidak sadar bahwa ternyata aku sudah sampai di stasiun.
TAMAT
Cerpen Karangan: M. Naufal Hanif Musyafa
Ditulis Oleh : Unknown
Artikel
Senja di Imajinasiku
ini ditulis oleh
Unknown
pada hari
Rabu, 17 April 2013
. Terimakasih atas kunjungan Anda pada blog ini. Kritik dan saran tentang
Senja di Imajinasiku
dapat Anda sampaikan melalui kotak komentar dibawah ini.
Langganan:
Posting Komentar
(RSS)
ceritanya bagus menyentuh :)
BalasHapus