ENTRI POPULER
-
Puting susu adalah bagian paling sensitif pada payudara perempuan yang tidak boleh disentuh oleh laki-laki manapun kecuali suami sen...
-
Anda telah menjalin hubungan dengan seorang pria yang spesial. Namun Anda masih ragu apakah dirinya ingin menjalani hubungan yang lebi...
-
POLISI Polisi : Gimana kejadiannya, kamu menabrak 50 orang dalam suatu kecelakaan mobil!? Jony : waktu ngendarain mobil, ke...
-
Tanda-Tanda Seorang Cowok Suka Sama Cewek (Naksir) Bagi taman teman cewek mungkin masih bingung membedakan cowok yang suka atau naksir ...
-
Dua manusia yang merasa saling berjodoh pasti memiliki ikatan emosional, spiritual dan fisik antara keduanya. Hanya dengan menatap ma...
-
Jancok, jancuk atau dancok adalah sebuah kata khas Surabaya yang telah banyak tersebar hingga meluas ke daerah kulonan (Jawa Timur seb...
-
Artikel ini memberikan informasi untuk dapat memasuki pikiran cewek itu dan lebih dekat dengannya. Ingat dasar keberanian adalah modal ya...
-
Pernikahan merupakan suatu jalan untuk memulai suatu babak babak baru dalam kehidupan seseorang. Bagi seorang wanita, menikah merupakan tem...
-
Tanaman binahong banyak dijumpai disekitar kita dan bisa dijadikan sebagai tanaman obat yang mempunyai khasiat untuk menyembuhkan berbagai...
-
Arti Mimpi Seks Makna Mimpi Seksual Anda - Mimpi tidak hanya sekedar buah tidur. Mimpi bisa menjadi petunjuk yang menandakan kondisi s...
Home
»
Cerpen
»
Tak Kunjung Datang
Cinta yang tlah lalu membuat ku terusik kembali. Terngiang-ngiang di telinga ku saat ia mengucapkan janjinya padaku itu. Dulu saat masih bersama. “aku janji, meskipun kita pisah tapi kita akan selalu bersama di suatu hari nanti. Dihari dimana aku akan menjadi suami mu” Ucapannya yang begitu indah, janji yang begitu mudah ia ucapkan 2 tahun silam. Aku tetap menunggu. Akan tetap diam disini menunggunya untuk kembali padaku dan menepati janjinya.
“woy la! kamu bakalan tetep nungguin Kejora yang jelas-jelas udah ninggalin kamu dan bikin kamu udah kaya orang gila nungguin dia disini?” ucap teman ku, Natasya.
“iya Nat, aku bakalan tetap nungguin dia sampe dia sampe dia datang dan nepatin janjinya sama aku”
“Tapi La, dia udah ngilang dan entah kemana. Dia tak pernah memberi mu kabar kan?”
“aku tau. Tapi hati aku bilang kalo dia bakalan balik lagi nemuin aku”
“kamu tuh ya, udah kaya orang bego yang nungguin angkutan umum tapi tuh angkot ga dateng-dateng” ucapnya menyinggungku
Orang bego. Sejak saat itu emang aku ngerasa udah kaya orang bego yang nungguin sesuatu tapi yang di tunggu ga mau dateng. Bener juga omongan Natasya. Mungkin dia bakalan pergi selamanya dan gak akan kembali lagi ke kehidupan ku. Apa aku hanya akan nungguin seseorang yang tak tlah pergi dan tak kembali?.
Hingga saat itu aku tetap menunggu.
“Aku menunggu Kejora yang telah meninggalkan ku. Aku akan tetap menunggunya. Entah sampai kapan” ucapku dihadapan Natasya yang sedang menatap layar monitor untuk melihat hasil kerjaku. Natasya adalah sahabat juga ‘boss’ ku di kantor.
“yakin kamu la?”
“yakin ko, kalo ga yakin ga mungkin lah aku nungguin dia sampe saat ini”
“tapi kan ga menunjukan hasil positif. Kalo dia bakalan dateng lagi buat nemuin kamu disini. Buktinya, dia aja ga ngasih kabar sama kamu”
“mungkin lain waktu. Sudahlah, aku cape! Tuh kerjaan ku kan sudah selesai. Aku mau pulang aja nat,
kondisi badan ku lagi kurang baik”
“yaudah, istirahat yang cukup. Hati-hati di jalan ya pulangnya”
Sesampainya di rumah. Aku rasa aku makin kacau. Muka ku semakin pucat, semakin lemah.
“kamu kenapa? sakit lagi ?” ucap kaka ku
“lemas ka, kurang istirahat mungkin”
“yaudah, nanti kaka buatkan kamu makanan dan minuman hangat, kamu belum makan kan?”
“iya ka, belum”
“yaudah, kalo gitu nanti kalo mateng kaka bangunin ya” ucap kaka ku yang langsung pergi meninggalkan ku dikamar
Langsung ku peluk guling dan tidur. Cukuplah untukku istirahat menghilangkan semua penat dan beban yang ada dalam fikiranku.
“nih, mudah-mudahan kamu suka masakan kaka. Meskipun ga se enak masakan mama. Tapi besok mama juga pulang ko”
“iya ka, ga apa-apa ko. Aku pasti suka masakan kaka”
Setelah membaca do’a langsung ku santap masakan kaka ku. Ditemani kaka ku yang sedang asyik browsing menggunakan komputer di kamarku. Lagi asyik chatting sama temen lamanya. Tapi tiba-tiba saja kaka menyinggung ku tentang Kejora.
“apa Kejora udah ngasih kabar?”
“belum ka”
“kamu masih nungguin dia?”
“masih dong ka”
Kaka ku menggeleng-gelengkan kepalanya, senyum-senyum mesem bahkan seperti yang jijik.
—
Memasuki tahun ke tiga ku menunggu. Menunggu Kejora yang tak kunjung datang. Tak pernah ku terima kabar darinya.
Di kantor pun aku tetap seperti dulu. Diam sambil menatap layar monitor, melihat kerjaanku yang banyak.
Ku coba mengerjakannya walaupun sulit.
Tiba-tiba saja Natasya datang menghampiri ku.
“nih minum dulu, biar ga cape banget” ucapnya sambil memberikan ku sebotol minuman isotonic
“thanks nat”
“masih ga ada kabar?”
“iya nat. apa dia Cuma ngasih janji palsu sama aku?”
“mungkin La, sabar ya”
Aku hanya mengangguk, tak menjawab dan menghiraukan ucapan natasya. Seperti biasa, aku mengerjakan tugasku dan setelah selesai ku kerjakan semua pekerjaan ku langsung pulang.
Setibanya di rumah aku terkejut. Aku melihat sosok Kejora datang dan dia sedang menunggu ku di luar rumah. Ku berlari menghampirinya, memeluknya dengan erat.
“kamu kemana? aku merindukan mu disini. Kenapa kamu tak memberiku kabar?”
“maaf la, aku membuatmu khawatir. Aku diam di Australia. aku kerja disana. Aku tak berniat membuatmu khawatir la”
“tapi kenapa kamu ga ngirim email ke aku? Apa kamu juga sibuk hingga kamu tak memberiku kabar?”
“iya la, aku sibuk. Tapi aku juga disini gak akan lama. Aku Cuma mau ngasih ini”
Kulihat sebuah kartu undangan yang dia pegang lalu memberikannya padaku. Tak pecaya! Sulit dipercaya! Ini undangan pernikahannya.
“maksudmu apa? Membuatku menunggu selama 3 tahun. Tapi apa? Kamu malah akan menikah dengan wanita lain? Sudah lupa kamu sama janji yang kamu ucapkan dulu? Lupa? Haaa!!!” ucapku sambil menangis, tak kuasa ku meredam emosi
“bukan maksudku menyakiti mu. Aku ingat semuanya, janji aku padamu. Tapi ini semua karna orang tua ku La”.
“alibiiiiiiiiiiii. Aku tak ingin mendengar semuanya. Aku tak ingin bertemu lagi dengan mu”
“benci saja aku La, jika itu membuat kamu sedikit lebih tenang”
“ah sudah! Cukup! Pergi kamu dari sini! Aku tak ingin melihat wajah mu lagi!”
“oke! Aku akan pergi, tapi izinkan aku memelukmu untuk yang terakhir”
Kejora langsung memeluk ku dan berkata “aku mencintai mu La, aku sayang kamu!”
Tak kuasa aku menahan air mata. Air mata tangis kesedihan yang berderai di wajahku dan tak berhenti. Ku lepaskan pelukan yang tak ingin ku lepas itu. Kejora pergi meninggalkan ku.
“Kejora jahat! Aku benci dia! Aku tak ingin mengenalnya lagi”
Sekarang aku sadar. Bertahun-tahun ku menunggu Cinta yang tak kunjung datang. Meskipun ia datang, tapi ia hanya menyakiti hatiku, meninggalkan luka yang amat dalam. aku harus melupakannya. Dia bukan untukku!!!
Tak henti aku menangis. Menahan sakit hati ku itu. Luka hati yang mungkin akan sulit ku sembuhkan.
Cerpen Karangan: Mira Desiana
Tak Kunjung Datang
Cinta yang tlah lalu membuat ku terusik kembali. Terngiang-ngiang di telinga ku saat ia mengucapkan janjinya padaku itu. Dulu saat masih bersama. “aku janji, meskipun kita pisah tapi kita akan selalu bersama di suatu hari nanti. Dihari dimana aku akan menjadi suami mu” Ucapannya yang begitu indah, janji yang begitu mudah ia ucapkan 2 tahun silam. Aku tetap menunggu. Akan tetap diam disini menunggunya untuk kembali padaku dan menepati janjinya.
“woy la! kamu bakalan tetep nungguin Kejora yang jelas-jelas udah ninggalin kamu dan bikin kamu udah kaya orang gila nungguin dia disini?” ucap teman ku, Natasya.
“iya Nat, aku bakalan tetap nungguin dia sampe dia sampe dia datang dan nepatin janjinya sama aku”
“Tapi La, dia udah ngilang dan entah kemana. Dia tak pernah memberi mu kabar kan?”
“aku tau. Tapi hati aku bilang kalo dia bakalan balik lagi nemuin aku”
“kamu tuh ya, udah kaya orang bego yang nungguin angkutan umum tapi tuh angkot ga dateng-dateng” ucapnya menyinggungku
Orang bego. Sejak saat itu emang aku ngerasa udah kaya orang bego yang nungguin sesuatu tapi yang di tunggu ga mau dateng. Bener juga omongan Natasya. Mungkin dia bakalan pergi selamanya dan gak akan kembali lagi ke kehidupan ku. Apa aku hanya akan nungguin seseorang yang tak tlah pergi dan tak kembali?.
Hingga saat itu aku tetap menunggu.
“Aku menunggu Kejora yang telah meninggalkan ku. Aku akan tetap menunggunya. Entah sampai kapan” ucapku dihadapan Natasya yang sedang menatap layar monitor untuk melihat hasil kerjaku. Natasya adalah sahabat juga ‘boss’ ku di kantor.
“yakin kamu la?”
“yakin ko, kalo ga yakin ga mungkin lah aku nungguin dia sampe saat ini”
“tapi kan ga menunjukan hasil positif. Kalo dia bakalan dateng lagi buat nemuin kamu disini. Buktinya, dia aja ga ngasih kabar sama kamu”
“mungkin lain waktu. Sudahlah, aku cape! Tuh kerjaan ku kan sudah selesai. Aku mau pulang aja nat,
kondisi badan ku lagi kurang baik”
“yaudah, istirahat yang cukup. Hati-hati di jalan ya pulangnya”
Sesampainya di rumah. Aku rasa aku makin kacau. Muka ku semakin pucat, semakin lemah.
“kamu kenapa? sakit lagi ?” ucap kaka ku
“lemas ka, kurang istirahat mungkin”
“yaudah, nanti kaka buatkan kamu makanan dan minuman hangat, kamu belum makan kan?”
“iya ka, belum”
“yaudah, kalo gitu nanti kalo mateng kaka bangunin ya” ucap kaka ku yang langsung pergi meninggalkan ku dikamar
Langsung ku peluk guling dan tidur. Cukuplah untukku istirahat menghilangkan semua penat dan beban yang ada dalam fikiranku.
“nih, mudah-mudahan kamu suka masakan kaka. Meskipun ga se enak masakan mama. Tapi besok mama juga pulang ko”
“iya ka, ga apa-apa ko. Aku pasti suka masakan kaka”
Setelah membaca do’a langsung ku santap masakan kaka ku. Ditemani kaka ku yang sedang asyik browsing menggunakan komputer di kamarku. Lagi asyik chatting sama temen lamanya. Tapi tiba-tiba saja kaka menyinggung ku tentang Kejora.
“apa Kejora udah ngasih kabar?”
“belum ka”
“kamu masih nungguin dia?”
“masih dong ka”
Kaka ku menggeleng-gelengkan kepalanya, senyum-senyum mesem bahkan seperti yang jijik.
—
Memasuki tahun ke tiga ku menunggu. Menunggu Kejora yang tak kunjung datang. Tak pernah ku terima kabar darinya.
Di kantor pun aku tetap seperti dulu. Diam sambil menatap layar monitor, melihat kerjaanku yang banyak.
Ku coba mengerjakannya walaupun sulit.
Tiba-tiba saja Natasya datang menghampiri ku.
“nih minum dulu, biar ga cape banget” ucapnya sambil memberikan ku sebotol minuman isotonic
“thanks nat”
“masih ga ada kabar?”
“iya nat. apa dia Cuma ngasih janji palsu sama aku?”
“mungkin La, sabar ya”
Aku hanya mengangguk, tak menjawab dan menghiraukan ucapan natasya. Seperti biasa, aku mengerjakan tugasku dan setelah selesai ku kerjakan semua pekerjaan ku langsung pulang.
Setibanya di rumah aku terkejut. Aku melihat sosok Kejora datang dan dia sedang menunggu ku di luar rumah. Ku berlari menghampirinya, memeluknya dengan erat.
“kamu kemana? aku merindukan mu disini. Kenapa kamu tak memberiku kabar?”
“maaf la, aku membuatmu khawatir. Aku diam di Australia. aku kerja disana. Aku tak berniat membuatmu khawatir la”
“tapi kenapa kamu ga ngirim email ke aku? Apa kamu juga sibuk hingga kamu tak memberiku kabar?”
“iya la, aku sibuk. Tapi aku juga disini gak akan lama. Aku Cuma mau ngasih ini”
Kulihat sebuah kartu undangan yang dia pegang lalu memberikannya padaku. Tak pecaya! Sulit dipercaya! Ini undangan pernikahannya.
“maksudmu apa? Membuatku menunggu selama 3 tahun. Tapi apa? Kamu malah akan menikah dengan wanita lain? Sudah lupa kamu sama janji yang kamu ucapkan dulu? Lupa? Haaa!!!” ucapku sambil menangis, tak kuasa ku meredam emosi
“bukan maksudku menyakiti mu. Aku ingat semuanya, janji aku padamu. Tapi ini semua karna orang tua ku La”.
“alibiiiiiiiiiiii. Aku tak ingin mendengar semuanya. Aku tak ingin bertemu lagi dengan mu”
“benci saja aku La, jika itu membuat kamu sedikit lebih tenang”
“ah sudah! Cukup! Pergi kamu dari sini! Aku tak ingin melihat wajah mu lagi!”
“oke! Aku akan pergi, tapi izinkan aku memelukmu untuk yang terakhir”
Kejora langsung memeluk ku dan berkata “aku mencintai mu La, aku sayang kamu!”
Tak kuasa aku menahan air mata. Air mata tangis kesedihan yang berderai di wajahku dan tak berhenti. Ku lepaskan pelukan yang tak ingin ku lepas itu. Kejora pergi meninggalkan ku.
“Kejora jahat! Aku benci dia! Aku tak ingin mengenalnya lagi”
Sekarang aku sadar. Bertahun-tahun ku menunggu Cinta yang tak kunjung datang. Meskipun ia datang, tapi ia hanya menyakiti hatiku, meninggalkan luka yang amat dalam. aku harus melupakannya. Dia bukan untukku!!!
Tak henti aku menangis. Menahan sakit hati ku itu. Luka hati yang mungkin akan sulit ku sembuhkan.
Cerpen Karangan: Mira Desiana
Ditulis Oleh : Unknown
Artikel
Tak Kunjung Datang
ini ditulis oleh
Unknown
pada hari
Kamis, 18 April 2013
. Terimakasih atas kunjungan Anda pada blog ini. Kritik dan saran tentang
Tak Kunjung Datang
dapat Anda sampaikan melalui kotak komentar dibawah ini.
Langganan:
Posting Komentar
(RSS)
sedih :(
BalasHapusObat Penyakit Spilis Raja Singa ? Segera Hubungi Kami Dan Pesan Obatnya Sekarang Juga di Fast Respond : 087705015423 PIN : 207C6F18.
BalasHapusSelamat pagi ... yuk ngopi dulu Gan !
BalasHapus