Cerpen : Ayu Soesman
Yaaa… Aku mau nya cuma kamu?? Bukan dia, hanya kamu yang ada
dipikiranku saat ini dan mungkin entah sampai kapan. Cuma kamu, bukan
Tito yang mamberikan aku sebuah kalung pada waktu ulang tahunku kemarin.
Bukan juga Willie, sahabatku dari kecil yang tiba-tiba saja berbalik
menyukaiku dan nekat menyatakan cintanya. Hanya kamu….. Seseorang yang
jauh disana…jauh sekali. Bukan ratusan tapi ribuan kilometer jaraknya.
Terpisah antara jarak dan waktu, musim bahkan benua. Dialah laki-laki
yang telah mampu meluluhkan hatiku. Yang telah lama membatu bahkan
mungkin sudah seperti fosil yang di baru saja di temukan dari ribuan
tahun lalu yang terpendam sangat dalam.
Kisah ini berawal dari beberapa tahun yang lalu. Laki-laki itu datang
ketika aku masih trauma dengan masalah percintaan. Di tinggal diam-diam
menikah dengan pacar adalah hal yang paling menyakitkan dan suatu
penghianatan, itulah pengalaman yang sangat pahit dalam hidup ini.
Semenjak itu aku tidak percaya, bahkan malas berhubungan dengan yang
namanya laki-laki. Pikirin ini hanya tertuju pada satu-satunya usaha
butik yang aku miliki, menyenangi orang tua dan tentunya menyenangi
diriku sendiri. Sudah hampir tahun ke tiga aku menjomblo dan yang aku
dengar, mantan pacarku sudah mempunyai bayi yang mungkin sangat lucu.
Hmm…..jujur saja aku tidak mau membayangi bahkan memikirkannya untuk
saat ini. Aku sangat menikmati kesendirianku. Bila malam minggu tiba,
aku keluar pergi dengan teman-teman dekatku, tertawa, bergosip,
gembira???? Wahhh senangnya hati ini dan damn….aku paling malas jika
mendapat undangan resepsi perkawinan. Selain bingung siapa yang mau aku
ajak untuk dijadikan pasangan sementara, aku juga malas bila ada yang
mulai bertanya sudah punya pacar belum?? Atau kapan mau menikah??
Bertahun-tahun pertanyaan itu yang membuatku rasanya ingin
teriak……..pusiiinggggg……
Dia bernama Afla, laki-laki itu muncul bersama dengan teman dekatku
Eddo. Malam itu mereka sengaja datang kerumah, karena aku berjanji pada
Eddo akan membawakannya oleh-oleh yang aku beli dari Bali.
“Kenalin nih Cha, teman gue kata Eddo sambil melirik kearah laki-laki yang berada di samping kanannya”.
“Afla…. katanya memperkenalkan diri”.
“Aku Ocha jawabku sambil meraih tangannya”. Dan kami pun berjabat tangan.
Tiba-tiba jantung ini berdetak sangat cepat, untuk menatap matanya saja
sepertinya aku tak sanggup. Yaaa Tuhan ada apa dengan diriku sekarang,
kenapa laki-laki ini membuat aku gemetaran. Dan aku yakin dia manusia
bukan mahluk gaib, tetapi kenapa sekujur tubuhku lemas didekatnya. Atau
kah dia seorang malaikat yang kau beri untuk menolongku. Atau kah dia
yang ada di impianku selama ini, seseorang yang menarik tangan dan
mencoba menolongku ketika aku terperosok kedalam lubang yang dalam
setelah di tinggal pergi oleh mantan pacarku. Ataukah sekarang aku sudah
mulai gila karena ingin sekali menemukan orang yang menolongku di
impian itu, yang sudah hampir tiga tahun lalu lamanya. Tak sadar aku pun
menarik napas panjang dan mencoba untuk mengatur nafas ini yang mulai
tidak kompak dengan irama detak jantungku.
“Kenapa loe Cha, Tanya Eddo sambil menatap tajam diriku”.
Mendengar pertanyaan Eddo aku pun mulai tersadar dari dunia khayalanku
ini. Dan seperti orang bodoh aku tersenyum di hadapan mereka berdua.
“Yeeee…… di Tanya malah senyum-senyum doang kata Eddo yang terlihat bingung”.
“Kerja dimana Fla, tanyaku yang mulai berbasa-basi”.
“Kebetulan sekarang aku sedang berkerja di Toronto, hmm…aku pulang ke
Indo lagi liburan aja nih, mumpung dapat cuti dari kantor jawab Afla
yang masih saja memandangiku”.
“OOHHHHH….. aku pun tersenyum”.
Dalam hati, ingin sekali aku menepuk jidad ini dan berteriak, Gileeee
jauhh amat,…. Ternyata dia tinggal di Canada?? khayalanku pun mulai
meninggi lagi.
“Woooyyyy……. Kok bengong lagi loe??? Teriak Eddo sambil menjuleki kepalaku ”.
“Ahhhhhhh…… loe jangan main julek-julekin aja dong, kepala orang kan di
fitrahin tauu?? teriakku sewot sambil mencubit lengan Eddo”.
Aku menatap Afla sedang tertawa melihat kelakuanku yang mungkin mulai aneh ini.
“Kamu kerja dimana Cha, tanya Afla”.
“Hmmm….. dia itu pengusaha Butik, Fla potong Eddo”.
Aku mengganggukan kepala tanda setuju dengan jawaban Eddo.
“Aku punya Butik kecil-kecilan, usaha biasa aja kok, kataku yang mulai tidak percaya diri”.
Afla pun menatap diriku kembali sambil tersenyum.
Malam itu menjadi awal pertemuan kami berdua. Keesokan harinya kami
bertiga pergi menonton film dan menemani Afla jalan-jalan selama ia di
Jakarta. Di akhir bulan Mei, Afla pulang ke Canada. Sebelum ia pergi
Afla sempat menelefonku. Dia mengucapkan terima kasih karena aku telah
menemaninya selama ia ada di Jakarta, dan dia berpesan.
“Cha jangan lupa yaa kabar-kabarin aku kalau nanti aku sudah di sana kata Afla”.
“Sippp….. beres Fla, nanti kita saling kontak yaa jawabku”.
“Sebenarnya aku masih kepengan banget di sini, tapi cuti kerja ku sudah habis kata Afla”.
“Jangan lupa kapan-kapan balik ke Indo lagi yaa, nanti kita jalan lagi okie….. jelasku”.
“Okei…. Jawab Afla sambil tertawa”.
Semenjak Afla pergi, diam-diam aku mulai merindukannya. Merindukan
tatapan serta senyumannya. Aku rasa, aku telah jatuh cinta padanya,
jatuh cinta pada orang yang tidak mungkin untuk bersama. Aku mulai
berfikir kalau aku ini mungkin terkena karma karena secara tidak
langsung aku suka menyakiti hati cowo-cowo yang menyukaiku. Dan sekarang
aku merasakan bagimana rasanya memendam rasa suka dan rindu pada
seseorang yang mungkin saja, belum tentu juga ia menyukaiku, Hmmmm….
Alias cinta bertepuk sebelah tangan. Ingin rasanya aku menghubungi Afla
secepatnya, tetapi rasa gengsi ini berperan sangat besar di hatiku. Aku
pun mengambil keputusan untuk menunggu Afla dulu yang menghubungiku. Dan
apa yang terjadi, sudah hampir sebulan Afla belum juga menghubungiku.
Mungkin Afla sudah lupa sama aku atau dia terlalu sibuk bekerja
sampai-sampai belum sempat menghubungi aku pikirku yang mulai menghibur
diri sendiri.
Siang itu Eddo mampir ke butik, dia tersenyum gembira lalu ia duduk di sofa dekat denganku.
“Kenapa loe, cengar-cengir sendirian tanyaku yang mulai penasaran dengan tingkahnya”.
“Dapat salam loe, dari Afla jawab Eddo”.
“Serius loe?? Tanyaku tidak percaya”.
“Iyah……, katanya dia mau hubungi loe malu, takut loe sudah lupa sama dia jelas Eddo”.
“Terus-terus dia ngomong apalagi Do, tanyaku penasaran”.
“Yaaa….. cuma gitu aja sih, Afla bilang Ocha anaknya seru juga yaa, lucu lagi, gitu doang kok jawab Eddo”.
“Terus-terus….. terus tanyaku lagi yang sudah sekian kalinya”.
“Ahhhh….. loe kaya tukang parkir yang ada di depan aja…. Terus-terus mulu Cha teriak Eddo kesal”.
“Lho…… gue kan mau tau kelanjutannya jelasku sambil cemberut”.
“Sepertinya Afla suka sama loe Cha, tapi gue bilang aja kalo loe itu
cewe yang susah banget buat di deketin….. soalnya loe tuh orangnya galak
hahahahaha…… jawab Eddo sambil terawa terbahak-bahak”.
“Ahhhh……. Payah loe… ahhh teriakku kecewa”.
“Faktanya benar kan Cha, cowo mana yang enggak loe judesin kalo dia mulai ngedeketin loe kata Eddo”.
“Yaaa…. Tapi enggak begitu juga kali jawabku cemberut”.
“Sebenarnya loe masih suka sama cowo apa enggak sih Cha, ledek Eddo sambil tertawa lagi”.
“Waaahhhhh ngajakin berantem nih anak???? teriakku”.
“Abis gue heran sama loe Cha, sama siapa aja gak mau….. loe tuh cantik
Cha, cowo mana yang enggak akan suka kalo ada di dekat loe, Loe mau cari
cowo yang seperti apa sih???? Tanya Eddo”.
“Lho kok jadi ngebahas cowo sih….. kataku”.
“Hmmmm…… jangan-jangan selama ini diam-diam loe suka sama gue yaa Cha, ledek Eddo”.
“JIaaahhhhh……. GR banget loe Do???? Sorry loe buka tipe gue teriakku sambil tertawa terbahak-bahak”.
Aku agak kecewa dengan penjelasan Eddo ke Afla. Apa mungkin dengan
penjelasan Eddo itu Afla jadi takut untuk menghubungiku. Yang lebih
parahnya lagi ….hmmm apa mungkin dia jadi ilfill sama aku????….
huaaahhh… Aku tidak sanggup untuk membayangkannya. Hmm…senang sekali
hati ini sewaktu aku tau Afla menanyai tentangku pada Eddo. Rasa rinduku
pada Alfa semakin menjadi-jadi, aku berfikir mungkin sampai ratusan
kali untuk menghubunginya lebih dulu, tapi rasa gengsi ini masih berada
di urutan no satu di benakku.
Keesokan harinya aku menyerah, aku mengambil ponsel ku yang terletak
diatas meja. Tampak basa-basi lagi aku membuat pesan singkat yang akan
aku kirim buat Afla. Berisikan “Hi… Fla apa kabar, masih ingat sama aku
kan “OCHA”. SMS yang sedikit agak norak dengan pertanyaan klise. Setelah
pesan terkirim, aku langsung menyerahkan semua ini pada Tuhan dan
nasib, apakah SMS ku di balas atau tidak, aku pasrah yang penting aku
sudah berusaha pikirku yang mencoba menghibur diri sekali lagi. Aku
merebahkan diriku di atas sofa, kebetulan siang itu Butik lagi sepi…
karyawanku pun aku lihat sedang mengobrol santai. Baru saja aku
memejamkan mata ini tiba-tiba SMS ku berbunyi Triiingggg…… aku langsung
terbangun lalu menyambar ponselku yang masih tergeletak diatas meja. Aku
tersenyum malu ketika melihat nama Afla yang tertera di layar ponsel.
“Hii….. Ocha kabar aku baik, kamu apa kabar, kok baru menghubungi aku sekarang?? aku pikir kamu yang lupa sama aku”………
Huaahhh….semenjak itu kami berdua mulai suka saling menyapa dengan
menggunakan SMS. Lucunya sebelum tidur aku memberi salam selamat pagi
pada Afla dan Afla mengucapkan selamat tidur padaku, karena perbedaan
Negara kami berdua kurang lebih 12 jam lamanya dan hal itu hampir setiap
hari kami berdua lakukan. Satu tahun kemudian, pada suatu hari di bulan
july aku mendapat pesan SMS dari Afla yang cukup menggembirakan hati
ini. “Cha… aku dua hari lagi mau pulang ke Indo, Abang aku mau married
tapi cuma sebentar disana, karena aku gak dapat izin yang lama dari
kantor”.
Tidak sadar aku pun menari-nari kegirangan setelah membaca pesannya. Aku
langsung membuat rencana akan mengajak Afla jalan-jalan. Setidaknya
kami berdua bisa mengobrol panjang lebar dengan saling bertatapan satu
hari saja harapku dalam hati. Aku tidak sabar menunggu hari itu tiba.
Bertemu dengan Afla mungkin menjadi anugerah terindah dalam hidupku saat
ini. Meskipun aku belum yakin Afla juga menyukaiku seperti yang aku
rasakan sekarang padanya. Aku mulai memikirkan lagi akan cinta yang
bertepuk sebelah tangan serta resikonya. Rasa pusing ini pun kembali
menggelayuti pikiran ini.
Hari yang di tunggu-tunggu pun tiba, Afla datang ke Butik pada saat
makan siang. Kami makan siang berdua sambil bercerita dari hal-hal yang
penting sampai hal-hal yang tidak penting untuk di ceritakan yang
menbuat kami berdua tertawa terbahak-bahak. Menyenangkan sekali berada
di dekatnya, suasana hati seperti ini baru aku rasakan kembali semenjak
beberapa tahun yang lalu. Afla cuma dua minggu berada di Jakarta, Dan
aku hanya bertemu tiga kali selama ia berada di sini, mungkin karena
Afla sibuk dengan acara di keluarganya. Setelah itu Afla kembali pulang
ke Toronto. Dan semenjak itu hubungan kami berdua sempat terputus untuk
yang kedua kalinya karena tidak saling kontak. Mungkin kami berdua
terlalu sibuk dengan pekerjaan dan kegiatan kami masing-masing. Itu
terjadi selama hampir enam bulan lamanya Aku pun mulai menyerah dengan
perasaan dan khayalanku selama ini. Mungkin ini adalah nasibku.
Perasaan hati ini kembali hampa, mungkinkah Afla disana sibuk dengan
pekerjaan yang banyak menyita waktunya ataukah ia sudah mempunyai pacar.
Aku menarik nafas panjang. Cukup sudah….??? aku tidak mau memikirkan
Afla lagi, mungkin sudah saatnya sekarang aku membuka hati ini untuk
laki-laki yang menyukai dan sayang padaku, gumamku dalam hati. Sudah
lama sekali aku tidak mendengar kabar Afla sampai-sampai pada suatu pagi
di hari sabtu SMS ku berbunyi, dengan malas aku membuka mata dan
mengambil ponsel di meja rias.
“Selamat pagi Tuan Putri, ayo..ayo bangun jangan malas nanti rejekinya abis di patok sama ayam “Afla”.
Sontak saja aku langsung terbangun dan membaca SMS itu sekali lagi.
Benar ini dari Afla teriakku dalam hati. Hubungan kami berdua berjalan
baik kembali. Aku tidak pernah tau, apa alasan Afla selama ini tidak
pernah menghubungiku, yang penting sejak saat itu komunikasi diantara
kami berdua berjalan baik kembali. Kami berdua saling menyukai, dari
rasa suka itu lama kelamaan menjadi rasa sayang.
“Apa??? Loe sama Afla saling suka teriak Eddo sewaktu aku menjelasan tentang hubungan kami selama ini”.
“Iyah Do, gue suka sama Afla dan sepertinya Afla juga suka sama gue jawabku pelan”.
“Hmmm… gue sudah tau kok, kalau Afla sebenarnya juga sudah lama suka dan
sepertinya dia jatuh hati sama loe waktu pertama kali bertemu, Afla
sempat curhat sama gue tentang loe jelas Eddo”.
“Terus…. Tanyaku”.
“Yaaaa gitu aja sih, tapi loe sudah mantab Cha mau pacaran jarak jauh sama Afla kata Eddo”.
“Sepertinya iyah…. Jawabku”.
“Loe enggak mau pikirin sekali lagi, Afla tuh jauh banget Cha, loe tuh
beda Negara sama dia. Loe sudah tau resikonya seperti apa kan??. Pasti
banyak cobaannya entah itu saling cemburu atau saling tidak percaya,
komunikasi yang enggak lancar. Dan yang paling parah lagi perselingkuhan
atau ketidaksetiaan diantara loe sama Afla jelas Eddo”.
Aku menundukan kepala ketika Eddo menatapku.
“Loe sudah siap, untuk sakit hati lagi oleh hal-hal yang gue jelaskan
tadi, contohnya resiko yang paling besar, Hmmmmm…. Afla tertarik dengan
cewe lain disana dan dia berselingkuh?? Loe sudah pernah ngerasain sakit
hati itu sebelumnya kan, bagimana rasanya?? Dan apa loe mau ngerasain
lagi tuh, rasa sakit yang buat loe trauma, terus udah gitu loe enggak
mau pacaran bertahun-tahun lagi, dan menutup hati loe untuk laki-laki
jelas Eddo panjang lebar”.
Aku semakin bingung dengan penjelasan Eddo. Eddo ada benarnya juga,
resikonya sangat besar sekali, hmmm.. apa aku sudah siap dengan semua
ini tanyaku dalam hati.
“Cha, loe tuh sahabat gue….. loe tuh sudah seperti adik gue sendiri.
Begitu juga dengan Afla, dia sahabat gue dari SMU. Gue enggak mau
terjadi apa-apa dengan kalian berdua. Gue sempat melarang Afla untuk
menjauhi loe, tapi akhirnya kalian diam-diam berhubungan di belakang gue
kan?? jelas Eddo. Tapi yaaa… gue serahin kembali dengan kalian berdua,
kalian kan yang mau ngejalaninnya. Gue cuma bisa memberi saran.
Mudah-mudahan semuanya berjalan lancar yaa bisik Eddo sambil
mengelus-ngelus rambutku.
Ohhh…. Jadi ternyata, selama ini Afla tidak pernah menghubungi aku
karena Eddo. Hmmm… untungnya Afla tidak terpengaruh dengannya. Kata-kata
Eddo membuat hati ini ciut kembali. Aku tidak mau sakit hati lagi, yaa
Tuhan apa yang harus aku perbuat tanyaku dalam hati. Saat ini aku
samakin dekat dengan Afla meskipun itu di lakukan melalui SMS atau
chatting. Aku menyadari bahwa untuk meyakinkan hatiku ini hanya dengan
doa dan meminta pada Tuhan agar ia memberikan yang terbaik untukku.
Sejak saat itu aku selalu terbangun di tengah malam dan berdoa agar di
berikan jalan yang terbaik untuku. Jika Afla yang terbaik dekatkanlah
padaku yaaa Tuhan dan yakinkanlah hatiku ini. Itulah doa yang aku pinta
hampir setiap hari di tengah malam seusai aku shalat. Tiga tahun sudah
aku tidak bertemu dengan Afla.
Jawaban yang aku pinta pada Tuhan akhirnya terkabul. Pada bulan desember
2008 di suatu pagi aku mendapat SMS dari Afla dia berkata “Cha,
Insyaallah aku mau for good ke indo… doain semuanya lancar yaa, tunggu
aku semusim lagi ”Afla”. Yaa Tuhan aku tidak percaya membacanya… aku
mengucek-ngucek mataku dan ku baca berkali-kali pesan pendek itu. Aku
sangat berterima kasih pada Tuhan yang telah mendengar tangisanku setiap
malam. Semusim lagi?? Yaa…… semusim untuk selamanya aku akan bertemu
kembali dengannya, Afla akan pulang ke Indo setelah winter disana………
Dan sekarang aku berdiri menunggu kedatangannya. Akhirnya aku
menemukan cintaku kembali. Yaaa… cinta seorang laki-laki yang merebut
perhatianku beberapa tahun belakangan ini. Aku berjalan mondar-mandir di
depan teras rumahku sambil menggenggam ponselku. Tidak lama kemudian
Sedan berwarna hitam itu berhenti di depan rumah. Aku tersenyum ketika
Afla membuka pintu mobilnya lalu ia setengah berlari menghampiriku. Afla
membalas senyumanku lalu ia memelukku dengan erat…. Aku kangen banget
sama kamu bisiknya di telingaku. Aku juga… Fla jawabku, tidak berasa air
mata ini pun menetes di pipi. Sejak saat itu aku bahagia sekali……, Aku
dan Afla berpacaran selama tiga tahun dan akhirnya kami menikah di bulan
November. Semoga perjalanan ini juga berakhir dengan bahagia (TAMAT)
ENTRI POPULER
-
Puting susu adalah bagian paling sensitif pada payudara perempuan yang tidak boleh disentuh oleh laki-laki manapun kecuali suami sen...
-
Anda telah menjalin hubungan dengan seorang pria yang spesial. Namun Anda masih ragu apakah dirinya ingin menjalani hubungan yang lebi...
-
POLISI Polisi : Gimana kejadiannya, kamu menabrak 50 orang dalam suatu kecelakaan mobil!? Jony : waktu ngendarain mobil, ke...
-
Tanda-Tanda Seorang Cowok Suka Sama Cewek (Naksir) Bagi taman teman cewek mungkin masih bingung membedakan cowok yang suka atau naksir ...
-
Dua manusia yang merasa saling berjodoh pasti memiliki ikatan emosional, spiritual dan fisik antara keduanya. Hanya dengan menatap ma...
-
Jancok, jancuk atau dancok adalah sebuah kata khas Surabaya yang telah banyak tersebar hingga meluas ke daerah kulonan (Jawa Timur seb...
-
Artikel ini memberikan informasi untuk dapat memasuki pikiran cewek itu dan lebih dekat dengannya. Ingat dasar keberanian adalah modal ya...
-
Pernikahan merupakan suatu jalan untuk memulai suatu babak babak baru dalam kehidupan seseorang. Bagi seorang wanita, menikah merupakan tem...
-
Tanaman binahong banyak dijumpai disekitar kita dan bisa dijadikan sebagai tanaman obat yang mempunyai khasiat untuk menyembuhkan berbagai...
-
Arti Mimpi Seks Makna Mimpi Seksual Anda - Mimpi tidak hanya sekedar buah tidur. Mimpi bisa menjadi petunjuk yang menandakan kondisi s...
Home
»
Cerpen
»
Semusim Untuk Selamanya
Semusim Untuk Selamanya
Ditulis Oleh : Unknown
Artikel
Semusim Untuk Selamanya
ini ditulis oleh
Unknown
pada hari
Kamis, 10 Januari 2013
. Terimakasih atas kunjungan Anda pada blog ini. Kritik dan saran tentang
Semusim Untuk Selamanya
dapat Anda sampaikan melalui kotak komentar dibawah ini.
Langganan:
Posting Komentar
(RSS)
cerita yang bagus :)
BalasHapus